13 Desember 2010

JADWAL KHUTBAH JUMAT DAN PENGAJIAN

Posted On 00.01 by Al-Ishlahiyyah 2 komentar

JADWAL
KHUTBAH JUMAT
PENGAJIAN RUTIN MALAM AHAD
serta
RUTINITAS ZIKIR DAN MARHABA


 


JADWAL KHUTBAH JUMAT




JUMAT
KE:
TANGGAL
KHATIB
MUAZIN/BILAL
1
  UST. AKUB UST. FAISAL
2
  UST. ILYAS UST. HASAN
3
  UST. EDI SUHAEDI UST. NOVI HARYADI
4
  UST. H. MUHIDIN S., Lc. UST. NARSIM
5
  UST. NUR ROHMAN, S.S UST. INANG


JADWAL PENGAJIAN MALAM AHAD
URUTAN
PEMATERI
TEMA
KITAB
Sabtu Ke-1 UST. ILYAS AKHLAQ NASHOIHUL 'IBAD
Sabtu Ke-2 UST. AHMAD TAFTAZANI FIQIH FATHUL MU'IN
Sabtu Ke-3 UST. H. TAUFIQ MUNIR, Lc TAFSIR IBNU KATSIR
Sabtu Ke-4 UST. H. MUHIDIN S, Lc HADITS FATHUL BAR
Sabtu Ke-5 TABLIGH AKBAR Pen. Jawab.: UST. NUR ROHMAN, S.S




JADWAL MALAM JUMAT DAN MALAM SABTU

Penanggung jawab: UST. FAUZI BOWO
Koordinator: UST. EDI SUAEDI


12 Desember 2010

TVOne dan Republika di Al-ishlahiyyah

Posted On 23.27 by Al-Ishlahiyyah 0 komentar



IDUL QURBAN
JAMAAH MASJID
AL-ISHLAHIYYAH PERUM RAJEG ASRI
bekerjasama dengan TVONE, DOMPET DHUAFA REPUBLIKA, DAN LAZISNU


07 Desember 2010

Aksi Ibu-ibu Pengajian

Posted On 10.03 by Al-Ishlahiyyah 0 komentar

Beginilah aktififas kaum Ibu warga Perum RAJEG ASRI, Tangerang. Setiap hari Minggu mereka berkumpul, membentuk tim nasyid dan qasidah, mengkoordinir anggota pengajian untuk membentuk tim solid dalam ekonomi (koperasi), serta kegiatan sosial-keagamaan lainnya.

Pada kali lain, di masjid Al-Ishlahiyyah diadakan pengobatan gratis serta sunatan massal atas prakarsa DKM-Jamaah, yang kemudian didukung oleh tangan-tangan dingin kaum Ibu ini.


Sunnah Puasa di Bulan Muharram

Posted On 08.26 by Al-Ishlahiyyah 0 komentar

Hari-hari ini kita telah memasuki bulan Muharram tahun 1432 Hijriah. Seakan tidak terasa, waktu berjalan dengan cepat, hari berganti hari, pekan, bulan, dan tahun berlalu silih berganti seiring dengan bergantinya siang dan malam. Bagi kita, barangkali tahun baru ini tidak seberapa berkesan karena negara kita tidak menggunakan kalender Hijriah, tetapi Masehi. Dan yang akrab dalam keseharian kita adalah hitungan kalender Masehi. Tanggal lahir, pernikahan, masuk dan libur kantor dan sebagainya. Akan tetapi sebagai seorang muslim kita perlu untuk sejenak menghayati beberapa hal yang terkait dengan penanggalan Islam ini.

Beberapa hal yang seyogyanya kita jadikan renungan itu adalah :


1. Syukur atas Usia yang diberikan Allah

Umur adalah nikmat yang diberikan Allah pada kita, dan jarang kita syukuri. Betapa banyak orang yang kita kenal, baik teman, sahabat , keluarga, guru, atau siapa pun yang kita kenal, tahun lalu masih hidup bersama kita. Bergurau, berkomunikasi, mengajar, menasehati atau melakukan aktifitas hidup sehari-hari, namun tahun ini dia telah tiada. Dia telah wafat, menghadap Allah Suhanahu wa ta'ala dengan membawa amal shalehnya dan mempertanggungjawabkan kesalahannya. Sementara kita saat ini masih diberi Allah kesempatan untuk bertaubat, memperbaiki kesalahan yang kita perbuat, menambah amal shaleh sebagai bekal menghadap Allah.
Umur yang kita hitung pada diri kita seringkali kita tetapkan berdasarkan hitungan kalender Masehi. Dan hitungan atau jumlah usia kita tentu akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan hitungan yang mengacu pada kalender hijriyah. Sementara, lepas dari masalah ajal yang akan datang menjemput sewakatu-waktu, terkadang kita menganggap usia kita yang dibanding Rasulullah saw. yang wafat pada usia 63 tahun, kita merasa masih jauh dari angka itu. Padahal bisa jadi hitungan umur kita telah lebih banyak dari yang kita tetapkan. Karena itu sangat tidak layak apabila seseorang yang masih diberi kesehatan, kelapangan rizki dan kesempatan untuk beramal lalai bersyukur pada Allah dengan mengabaikan perintah-perintahNya serta sering melanggar larangan-laranganNya.

2. Muhasabah (introspeksi diri) dan istighfar
Ini adalah hal yang penting dilakukan setiap muslim. Karena sebuah kepastian bahwa waktu yang telah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi, sementara disadari atau tidak kematian akan datang sewaktu-waktu dan yang bermanfaat saat itu hanyalah amal shaleh. Apa yang sudah dilakukan sebagai bentuk amal shaleh? Sudahkah tilawah al-Qur'an, sedekah dan dzikir kita menghapuskan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan? Malam-malam yang kita lewati, lebih sering kita gunakan untuk sujud kepada Allah, meneteskan air mata keinsyafan ataukah lebih banyak untuk begadang menikmati tayangan-tayangan sinetron, film dan sebagainya dari televisi? Langkah-langkah kaki kita, kemana kita gunakan? Dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan semacam ini selayaknya menemani hati dan pikiran seorang muslim yang beriman pada Allah dan Hari Akhir, lebih-lebih dalam suasana pergantian tahun seperti sekarang ini. Pergantian tahun bukan sekedar pergantian kalender di rumah kita, namun peringatan bagi kita apa yang sudah kita lakukan tahun lalu, dan apa yang akan kita perbuat esok.

Allah berfirman :
(( يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله ولتنظر نفس ما قدمت لغد واتقوا الله إن الل
ه خبير بما تعملون ))
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr: 18).

Ayat ini memperingatkan kita untuk mengevaluasi perbuatan yang telah kita lakukan pada masa lalu agar meningkat di masa datang yang pada akhirnya menjadi bekal kita pada hari kiamat kelak.
Rasulullah saw bersabda : "Orang yang cerdas adalah orang yang menghitung-hitung amal baik (dan selalu merasa kurang) dan beramal shaleh sebagai persiapan menghadapi kematian".
Dalam sebuah atsar yang cukup mashur dari Umar bin Khaththab ra beliau berkata :
"Hitunglah amal kalian, sebelum dihitung oleh Allah"

3. Mengenang Hijrah Rasulullah saw
Sebenarnya dalam kitab Tarikh Ibnu Hisyam dinyatakan bahwa keberangkatan hijrah Rasulullah dari Mekah ke Madinah adalah pada akhir bulan Shafar, dan tiba di Madinah pada awal bulan Rabiul Awal. Jadi bukan pada tanggal 1 Muharram sebagaimana anggapan sebagian orang. Sedangkan penetapan Bulan Muharram sebagai awal bulan dalam kalender Hijriyah adalah hasil musyawarah pada zaman Khalifah Umar bin Khatthab ra tatkala mencanangkan penanggalan Islam. Pada saat itu ada yang mengusulkan Rabiul Awal sebagai l bulan ada pula yang mengusulkan bulan Ramadhan. Namun kesepakatan yang muncul saat itu adalah bulan Muharram, dengan pertimbangan pada bulan ini telah bulat keputusan Rasulullah saw untuk hijrah pasca peristiwa Bai'atul Aqabah, dimana terjadi bai'at 75 orang Madinah yang siap membela dan melindungi Rasulullah SAW, apabila beliau datang ke Madinah.
Dengan adanya bai'at ini Rasulullah pun melakukan persiapan untuk hijrah, dan baru dapat terealisasi pada bulan Shafar, meski ancaman maut dari orang-orang Qurais senantiasa mengintai beliau.
 
Peristiwa hijrah ini seyogyanya kita ambil sebagai sebuah pelajaran berharga dalam kehidupan kita. Betapapun berat menegakkan agama Allah, tetapi seorang muslim tidak layak untuk mengundurkan diri untuk berperan didalamnya. Rasulullah SAW, akan keluar dari rumah sudah ditunggu orang-orang yang ingin membunuhnya. Begitu selesai melewati mereka, dan harus bersembunyi dahulu di sebuah goa, masih juga dikejar, namun mereka tidak berhasil dan beliau dapat meneruskan perjalanan. Namun pengejaran tetap dilakukan, tetapi Allah menyelamatkan beliau yang ditemani Abu Bakar hingga sampai di Madinah dengan selamat. Allah menolong hamba yang menolong agamaNya. Perjalanan dari Mekah ke Madinah yang melewati padang pasir nan tandus dan gersang beliau lakukan demi sebuah perjuangan yang menuntut sebuah pengorbanan.

Namun dibalik kesulitan ada kemudahan. Begitu tiba di Madinah, dimulailah babak baru perjuangan Islam. Perjuangan demi perjuangan beliau lakukan. Menyampaikan wahyu Allah, mendidik manusia agar menjadi masyarakat yang beradab dan terkadang harus menghadapi musuh yang tidak ingin hadirnya agama baru. Tak jarang beliau turut serta ke medan perang untuk menyabung nyawa demi tegaknya agama Allah, hingga Islam tegak sebagai agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk dunia saat itu. Lalu sudahkah kita berbuat untuk agama kita?

4. Kalender Hijriyah adalah Kalender Ibadah kita
Barangkali kita tidak memperhatikan bahwa ibadah yang kita lakukan seringkali berkait erat dengan penanggalan Hijriyah. Akan tetapi hari yang istimewa bagi kebanyakan dari kita bukan hari Jum'at, melainkan hari Minggu. Karena kalender yang kita pakai adalah Kalender Masehi. Dan sekedar mengingatkan, hari Minggu adalah hari ibadah orang-orang Nasrani. Sementara Rasulullah saw menyatakan bahwa hari jum'at adalah sayyidul ayyam (hari yang utama diantara hari yang lain). Demikian pula penetapan hari raya kita, baik Idul Adha maupun Idul Fitri pun mengacu pada hitungan kalender Hijriyah. Wukuf di Arafah yang merupakan satu rukun dalam ibadah haji, waktunya pun berpijak pada kalender hijriah. Begitu pula awal Puasa Ramadhan, puasa ayyamul Bidh ( tanggal 13,14,15 tiap bulan) dan sebagainya mengacu pada Penanggalan Hijriah. Untuk itu seyogianya bagi setiap muslim untuk menambah perhatiannya pada Kalender Islam ini.

5. Beberapa Keutamaan dan Peristiwa di Bulan Muharram
a. Bulan Haram.
Muharram, yang merupakan bulan pertama dalam Kalender Hijriyah, termasuk diantara bulan-bulan yang dimuliakan (al Asy- hurul Hurum). Sebagaimana firman Allah Ta'ala:

"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah diwaktu Dia menciptakan lanit dan bumi, diantaranya terdapat empat bulan haram." (Q.S. at Taubah :36).

Dalam hadis yang dari shahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda:
"Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaiman bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan diantaranya terdapat empat bulan yang dihormati: 3 bulan berturut-turut; Dzul Qo'dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumada tsaniah dan Sya'ban." (HR. Bukhari dan Muslim)
Pada keempat bulan ini Allah melarang kaum muslimin untuk berperang. Dalam penafsiran lain adalah larangan untuk berbuat maksiat dan dosa. Namun bukan berarti berbuat maksiat dan dosa boleh dilakukan pada bulan-bulan yang lain.
Sebagaimana ayat Al Qur'an yang memerintahkan kita menjaga Shalat Wustha, yang banyak ahli Tafsir memahami shalat wustha adalah Shalat Ashar. Dalam hal ini, shalat Ashar mendapat perhatian khusus untuk kita jaga.
Firman Allah: "Peliharalah segala shalat mu, dan peliharalah shalat wustha" (Q.S. al Baqarah :238) Nama Muharram secara bahasa, berarti diharamkan. Maka kembali pada permasalahan yang telah dibahas sebelumnya, hal tersebut bermakna pengharaman perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah memiliki tekanan khusus untuk dihindari pada bulan ini.

b. Bulan Allah.
Bulan Muharram merupakan suatu bulan yang disebut sebagai "syahrullah" (Bulan Allah) sebagaimana yang disampaikan Rasulullah SAW, dalam sebuah hadis. Hal ini bermakna bulan ini memiliki keutamaan khusus karena disandingkan dengan lafdzul Jalalah (lafadz Allah). Para Ulama menyatakan bahwa penyandingan sesuatu pada yang lafdzul Jalalah memiliki makna tasyrif (pemuliaan), sebagaimana istilah baitullah, Rasulullah, Saifullah dan sebagainya.
Rasulullah bersabda : "Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bula Allah (yaitu) Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam". (H.R. Muslim)

c. Sunnah Berpuasa.
Di bulan Muharram ini terdapat sebuah hari yang dikenal dengan istilah Yaumul 'Asyuro, yaitu pada tanggal sepuluh bulan ini. Asyuro berasal dari kata Asyarah yang berarti sepuluh.
Pada hari Asyuro ini, terdapat sebuah sunah yang diajarkan Rasulullah saw. kepada umatnya untuk melaksanakan satu bentuk ibadah dan ketundukan kepada Allah Ta'ala. Yaitu ibadah puasa, yang kita kenal dengan puasa Asyuro. Adapun hadis-hadis yang menjadi dasar ibadah puasa tersebut, diantaranya :
1. Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra, Rasulullah saw, bersabda :
" Aku berharap pada Allah dengan puasa Asyura ini dapat menghapus dosa selama setahun sebelumnya." (H.R. Bukhari dan Muslim)
2. Ibnu Abbas ra berkata:
"Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw, berupaya keras untuk puasa pada suatu hari melebihi yang lainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari as Syura dan bulan Ramadhan." (H.R. Bukhari dan Muslim)

3. Ibnu Abbas ra berkata:
Ketika Rasulullah saw. tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari‚ Asyura, maka Beliau bertanya : "Hari apa ini?. Mereka menjawab : "ini adalah hari istimewa, karena pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, Karena itu Nabi Musa berpuasa pada hari ini. Rasulullah pun bersabda :
"Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian"
Maka beliau nerpuasa dan memerintahkan shahabatnya untuk berpuasa. (H.R. Bukhari dan Muslim)

4. Dalam riwayat lain, Ibnu Abbas ra berkata:
Ketika Rasulullah saw. berpuasa pada hari asyura dan memerintahkan kaum muslimin berpuasa, mereka (para shahabat) berkata: "Ya Rasulullah ini adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani". Maka Rasulullah pun bersabda:

"Jika tahun depan kita bertemu dengan bulan Muharram, kita akan berpuasa pada hari kesembilan (tanggal sembilan)." (H.R. Bukhari dan Muslim)
Imam Ahmad dalam musnadnya dan Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya meriwayatkan sebuah hadis dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah saw. bersabda: "Puasalah pada hari Asyuro, dan berbedalah dengan Yahudi dalam masalah ini, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya."
Selain hadis-hadis yang menyebutkan tentang puasa di bulan ini, tidak ada ibadah khusus yang dianjurkan Rasulullah untuk dikerjakan di bulan Muharram ini.

Bagaimana Berpuasa di bulan Asyura?

Dalam kitab Zaadul Ma'aad –berdasarkan riwayat-riwayat yang ada- menjelaskan :
- Urutan pertama, dan ini yang paling sempurna adalah puasa tiga hari, yaitu puasa tanggal sepuluh ditambah sehari sebelum dan sesudahnya (9,10,11)
- Urutan kedua, puasa tanggal 9 dan 10. Inilah yang disebutkan dalam banyak hadits
- Urutan ketiga, puasa tanggal 10 saja.
Puasa sebanyak tiga hari (9,10,dan 11) dikuatkan para para ulama dengan dua alasan sebagai berikut :
1. Sebagai kehati-hatian, yaitu kemungkinan penetapan awal bulannya tidak tepat, maka puasa tanggal sebelasnya akan dapat memastikan bahwa seseorang mendapatkan puasa Tasu'a (tanggal 9) dan Asyuro (tanggal 10)
2. Dimasukkan dalam puasa tiga hari pertengahan bulan (Ayyamul bidh).
Adapun puasa tanggal 9 dan 10, dinyatakan jelas dalam hadis pada akhir hidup beliau sudah merencanakanryang shahih, dimana Rasulullah untuk puasa pada tanggal 9. hanya saja beliau meninggal sebelum melaksanakannya. Beliau juga memerintahkan para shahabat untuk berpuasa pada tanggal 9 dan tanggal 10 agar berbeda dengan ibadah orang-orang Yahudi.
Sedangkan puasa pada tanggal sepuluh saja, sebagian ulama memakruhkannya, meskipun pendapat ini tidak dikuatkan sebagian ulama yang lain.
Secara umum, hadits-hadis yang terkait dengan puasa Muharram menunjukkan anjuran Rasulullah saw untuk melakukan puasa, sekalipun itu hukumnya tidak wajib tetapi sunnah muakkadah, dan tentunya kita berusaha untuk menghidupkan sunnah yang telah banyak dilalaikan oleh kaum muslimin.

d. Diantara Peristiwa di Bulan Muharram
Pada tanggal 10 Muharram 61H, terjadilah peristiwa yang memilukan dalam di sebuah tempatr cucu Rasulullah tsejarah Islam, yaitu terbunuhnya Husein yang bernama Karbala. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan "Peristiwa Karbala". Pembunuhan tersebut dilakukan oleh pendukung Khalifah yang sedang berkuasa pada saat itu yaitu Yazid bin Mu'awiyah, meskipun sebenarnya Khalifah sendiri saat itu tidak menghendaki pembunuhan tersebut.
Peristiwa tersebut memang sangat tragis dan memilukan bagi siapa saja yang mengenang atau membaca kisahnya, dan kita tentu mencintai dan apalagi terhadap orang yang dicintai Rasulullah memuliakannya. Namun musibah apapun yang terjadi dan betapapun kita sangat mencintai keluarga Rasulullah, hal itu jangan sampai membawa kita larut dalam kesedihan dan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai bentuk duka dengan memukul-mukul diri, menangis apalagi sampai mencela shahabat Rasulullah yang tidak termasuk Ahli Bait (keluarga dan keturunan beliau). Yang mana hal ini biasa dilakukan suatu kelompok syi'ah yang mengaku memiliki kecintaan yang sangat tinggi terhadap Ahli Bait (Keluarga Rasulullah), padahal kenyataanya tidak demikian.

e. Adat Istiadat di Tanah Air
Pada awal Muharram, yang sering dikenal dengan istilah 1 Suro, di tanah air sering diadakan acara ritual dan adat yang beraneka macam bahkan tidak jarang mengarah pada kesyirikan, seperti meminta berkah pada benda-benda yang dianggap keramat dan sakti, membuang sesajian ke laut agar Sang Dewi penjaga laut tidak marah dan lain sebagainya. Hal-hal semacam ini harus dihindari oleh setiap muslim dimanapun mereka berada. Rasulullah telah mengajarkan pada kita agar memiliki jati diri sebagai seorang Muslim dalam kehidupan. Jangan sampai seorang muslim mudah terbawa oleh budaya atau ritual agama lain dalam menjalankan ibadah pada Allah. Ajaran yang dibawa Rasulullah telah jelas dan sempurna tidak layak bagi kita untuk menambah atau menguranginya.
Karena sebaik-baik pedoman adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk beliau, yang tidak ada keselamatan kecuali dengan berpegang kepada keduanya dengan mengikuti pemahaman para sahabat, tabi'in dan penerus mereka yang setia berpegang kepada sunnahnya dan meniti jalannya, adapun hal-hal baru dalam masalah agama adalah sesat sedangkan kesesatan itu akan menghantarkan ke neraka, naudzu billaah.

Semoga kita selalu diberi taufiq dan dibimbing oleh Allah swt. Kejalan-Nya yang lurus serta mendapatkan keridhaan dan ampunany-Nya, amin ya rabbal 'alamin.


02 Desember 2010

Saldo Terakhir bulan November

Posted On 08.14 by Al-Ishlahiyyah 1 komentar

Untuk membesarkan klik laporan.

Inilah saldo terakhir selama periode Mei hingga November 2010 yang ditulis oleh Bapak Ja'i Sumarna (Bendahara DKM). 

Sebagaimana kita tahu, sirkulasi keuangan masjid baik pemasukan, pengeluaran, dan saldo senantiasa dilaporkan setiap minggunya, tepatnya setiap hari Jumat pukul 11.45-11.50 WIB. Hal ini dilakukan sebagai bentuk transparansi, motivasi, empati, dan semangat kerja kami untuk menambah amal dan pahala kami sebagai investasi untuk ahirat kelak. 

Terima kasih kepada para jamaah dan para simpatisan yang telah menunaikan  zakat, infaq, dan shadaqah-nya serta tenaga untuk kelancaran program-program yang telah diagendakan oleh DKM.  Semoga amal kebajikan para dermawan semua digantikan oleh Allah swt dengan pahala yang berlipat ganda. Amin


23 November 2010

Marilah Kita Bersikap Arif

Posted On 15.08 by Al-Ishlahiyyah 0 komentar

Nur Rohman suwardi SS. 
(Ketua DKM Masjid Jami’ Al-Ishlahiyyah, Ketua Yayasan Taman Hati Rahmani Rajeg)

“Wajib bagi kamu memegang jalan Agama, walaupun Sedikit yang Minat. Takutlah dengan jalan yang sesat, walaupun peminatnya sangat banyak. Timbanglah semua perkara dengan timbangan yang baik (Syara’), karena itu adalah sebaik dan searif timbangan”. 

"apa yang diberikan rasulullah kepadamu, maka terimalah dan yang dilarang maka hentikanlah"
"dan tiada rosulullah berbicara menurut hawa nafsunya, tiada yang lain yang diucapkan oleh Rosul semata hanya wahyu dari Allah"
"siapa yang taat kepada Rosul berarti telah taat kepada Allah"

Perbedaan adalah sunnatullah, jelas bahwa patokan kita adalah kitabullah dan Sunnah RosulNya serta pendapat para sahabat. “Sungguh telah saya tinggalkan untukmu dua perkara, tidak sekali-kali kamu sesat selama kamu berpegang kepadanya, yakni: Kitabullah dan Sunnah RasulNya”. (H.R.Malik).

Rosul bersabda Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya siapa yang hidup setelah ini, maka dia akan menyaksikan perbedaan pendapat (ikhtilaf) yang besar. Maka hendaklah kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para khulafa'' ar-rasyidin setelahkku yang mendapat petunjuk. Gigitlah dengan gerahammu." (HR Abu Daud, At-Tirmizy, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)

Umat muslim dizaman Rosul adalah umat yang satu (umatan wahidatan), karena setiap ada permasalahan bisa langsung bertanya kepada Rosul. kita tahu bahwa Rosul itu dari ucapan, perbuatan dan taqrir (ketetapan) beliau adalah merupakan Hadist.  

Maka wajar kalau dizaman Rosul sepelik apapun permasalahan tetap bisa diselesaikan dan semua bisa menerima artinya solusi itu didasari dengan dengan datangnya dalil Qur’an ataupun Hadist.Berbeda dengan zaman sekarang  Qur’an ataupun Hadist sudah ada kita disuruh mencocokkan mana dalil yang pas untuk sebuah masalah. Hal ini yang menyebabkan muncul spekulasi penafsiran yang berbeda dilihat dari segala sudut pandang yang berbeda pula.

Kalau dizaman Rosul setiap ada masalah dasar hukum akan datang setelah masalah. Kalau sekarang dasar hukumnya sudah ada masalahnya baru berdatangan. 

Maka wajar kalau Nabi sendiri memprediksikan bahwa umat ini akan berpecah menjadi 73 golongan. Dan yang paling selamat adalah satu, siapa itu? dia adalah golongan Ahlu sunnah wal jama'ah dan siapa itu ahlu sunnah wal jama'ah. mereka adalah yang disitu ada Aku (Nabi Muhammad SAW) dan ada sahabatku.

Mafhumnya, diambil kesimpulan oleh ulama' mujtahidin untuk mengambil satu dasar untuk menentukan hukum yang tujuan hukum tertinggi adalah menolak kemadhorotan dan menarik kemaslahatan.
Padahal empat ulama’ Mujtahidin itu rujukannya juga Khulafa arrashidin, Imam Malik rujukannya adalah sahabat Umar Ra., Imam Syafi’i menganut pada sahabat Abu Bakar Ra., Imam Hambali menganut pada Sahabat Ustman Ra., sedangkan Imam Abu Hanifah menganut pada Shabat Ali karromallahu Wajhah.

Tapi dizaman sekarang yang terjadi justru yang sebaliknya sehingga saya selalu ingat satu ayat yang berbunyi:

"sesungguhnya agama yang paling hak (benar) adalah Islam. dan orang -orang yang pada berbeda dari datangnya kitab-kitab terdahulu kecuali ketika ilmu mereka udah sampai karena dasar pertikaian mereka adalah kedengkian, dan orang yang kufur dengan ayat Allah ketahuilah bahwa hisab Allah sangat cepat"

Kapan Islam dan umat Muslim itu akan mencapai derajat yang tinggi kalau justru orang –orangnya cenderung bersifat egois, arogan,  iri dan dengki, mau menang sendiri kalau yang berpendapat dia, seolah-olah dialah yang paling benar. Tolonglah lah kalau kita mengaku umat Nabi Muhammad mari kita belajar mengejawantahkan Muhammad dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga kita akan mempunyai jiwa –jiwa yang selalu mengingat Allah untuk mencari Ridho Allah dengan tanpa emosi dengan kebersihan hati dan pikiran kita ndari sifat-sifat yang menghancurkan kita dan umat muslim pada umumnya.
“Sungguh ada dalam diri rosul teladan yang baik sekali, bagi siapun yang mengharapkan keridhoan Allah dan kesejahteraan hari kemudian”.

Saudaraku yg kumuliakan,
Mengenai shalat tasbih, riwayatnya adalah berkata Rasulullah saw kepada Abbas ra : “Wahai Abbas, wahai pamanku, maukah kau kuberi?, maukah kau termuliakan?, maukah kau kuajari keluhuran.?, maka perbuatlah 10 hal, yg jika kau kerjakan maka Allah akan mengampuni dosamu yg pertama dan terakhir, dosa yg terdahulu dan yg baru, yg sengaja dan tak sengaja, yg besar dan yg kecil, yg tersembunyi dan yg terang terangan, 10 bagian yaitu kau shalat 4 rakaat, dan kau membaca pada setiap rakaat surat Fatihah dan surat lainnya,jika selesai dari bacaannya maka bacalah Subhanallah walhamdulilllah walaa ilaha illallah wallahu akbar 15X, lalu……(demikian Rasul saw meneruskan bacaan shalat tasbih sebagaimana kita ketahui). maka jadilah setiap rakaat 75X dzikir itu, lakukan demikian 4 rakaat, maka lakukanlah jika mampu akan hal itu setiap hari, jika tidak maka setiap jumat sekali, jika tidak maka setiap bulan sekali, jika tidak maka setahun sekali, jika tidak maka seumur hidupmu sekali (HR Sunan Abi Dawud bab shalat tasbih, Mustadrak ala shahihain Bab Shalat Tattawwu’, Fathul Baari Bisyarah Shahih Bukhari Bab Fadhl Attasbih, dll).
Mengenai shalat nisfu sya’ban saya belum menemukan riwayatnya yg shahih dan tsigah, namun kita lebih percaya pada para Kyai kita daripada mereka yg dangkal dalam ilmu hadits
jikapun hal itu bid’ah, maka tentunya Bid’ah hasanah, Shalat sunnah boleh dilakukan kapan saja, maka jika memperbanyak ibadah di malam nisfu sya’ban dengan memperbanyak shalat, apakah salahnya?
Salahkan orang memperbanyak sujud dimalam itu?

Sebagaimana riwayat shahih ketika Imam Masjid Quba mengada-ada dengan membaca surat al-ikhlas pada setiap rakaat setelah fatihah baru kemudian surat lainnya,maka makmumnya memprotesnya, kenapa surat Al- ikhlas disederajatkan dg fatihah? maka imam itu keras kepala dan tak mau merubahnya, kabar disampaikan pada Rasul saw, dan Rasul saw memanggilnya dan menanyakannya, maka Imam Masjid Quba menjawab tanpa dalil, seraya berkata : “Aku mencintai surat Al Ikhlas.., maka Rasul saw bersabda : “cintamu pada surat al ikhlas akan membuatmu masuk sorga” (Shahih Bukhari).
Jelas sudah, Rasul saw tak menyalahkan orang yg membuat buat suatu hal yg beliau saw tak ajarkan, selama hal itu baik, berikut masalah Bid’ah hasanah :

BID’AH

1. Nabi saw memperbolehkan berbuat bid’ah hasanah.
Nabi saw memperbolehkan kita melakukan Bid’ah hasanah selama hal itu baik dan tidak menentang syariah, sebagaimana sabda beliau saw : “Barangsiapa membuat buat hal baru yg baik dalam islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yg mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa membuat buat hal baru yg buruk dalam islam, maka baginya dosanya dan dosa orang yg mengikutinya dan tak dikurangkan sedikitpun dari dosanya” (Shahih Muslim hadits no.1017, demikian pula diriwayatkan pada Shahih Ibn Khuzaimah, Sunan Baihaqi Alkubra, Sunan Addarimiy, Shahih Ibn Hibban dan banyak lagi). Hadits ini menjelaskan makna Bid’ah hasanah dan Bid;ah dhalalah.

Perhatikan hadits beliau saw, bukankah beliau saw menganjurkan?, maksudnya bila kalian mempunyai suatu pendapat atau gagasan baru yg membuat kebaikan atas islam maka perbuatlah, alangkah indahnya bimbingan Nabi saw yg tidak mencekik ummat, beliau saw tahu bahwa ummatnya bukan hidup untuk 10 atau 100 tahun, tapi ribuan tahun akan berlanjut dan akan muncul kemajuan zaman, modernisasi, kematian ulama, merajalela kemaksiatan, maka tentunya pastilah diperlukan hal hal yg baru demi menjaga muslimin lebih terjaga dalam kemuliaan, demikianlah bentuk kesempurnaan agama ini, yg tetap akan bisa dipakai hingga akhir zaman, inilah makna ayat :
“ALYAUMA AKMALTU LAKUM DIINUKUM...dst, “hari ini Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, kusempurnakan pula kenikmatan bagi kalian, dan kuridhoi islam sebagai agama kalian”, maksudnya semua ajaran telah sempurna, tak perlu lagi ada pendapat lain demi memperbaiki agama ini, semua hal yg baru selama itu baik sudah masuk dalam kategori syariah dan sudah direstui oleh Allah dan rasul Nya, alangkah sempurnanya islam, bila yg dimaksud adalah tidak ada lagi penambahan, maka pendapat itu salah, karena setelah ayat ini masih ada banyak ayat ayat lain turun, masalah hutang dll, berkata para Mufassirin bahwa ayat ini bermakna Makkah Almukarramah sebelumnya selalu masih dimasuki orang musyrik mengikuti hajinya orang muslim, mulai kejadian turunnya ayat ini maka Musyrikin tidak lagi masuk masjidil haram, maka membuat kebiasaan baru yg baik boleh boleh saja.

Namun tentunya bukan membuat agama baru atau syariat baru yg bertentangan dg syariah dan sunnah Rasul saw, atau menghalalkan apa apa yg sudah diharamkan oleh Rasul saw atau sebaliknya, inilah makna hadits beliau saw : “Barangsiapa yg membuat buat hal baru yg berupa keburukan…dst”, inilah yg disebut Bid’ah Dhalalah.

Beliau saw telah memahami itu semua, bahwa kelak zaman akan berkembang, maka beliau saw memperbolehkannya (hal yg baru berupa kebaikan), menganjurkannya dan menyemangati kita untuk memperbuatnya, agar ummat tidak tercekik dg hal yg ada dizaman kehidupan beliau saw saja, dan beliau saw telah pula mengingatkan agar jangan membuat buat hal yg buruk (Bid’ah dhalalah).

Mengenai pendapat yg mengatakan bahwa hadits ini adalah khusus untuk sedekah saja, maka tentu ini adalah pendapat mereka yang dangkal dalam pemahaman syariah, karena hadits diatas jelas jelas tak menyebutkan pembatasan hanya untuk sedekah saja, terbukti dengan perbuatan bid’ah hasanah oleh para Sahabat dan Tabi’in.

2. Siapakah yg pertama memulai Bid’ah hasanah setelah wafatnya Rasul saw?
Ketika terjadi pembunuhan besar besaran atas para sahabat (Ahlul yamaamah) yg mereka itu para Huffadh (yg hafal) Alqur’an dan Ahli Alqur’an di zaman Khalifah Abubakar Asshiddiq ra, berkata Abubakar Ashiddiq ra kepada Zeyd bin Tsabit ra : “Sungguh Umar (ra) telah datang kepadaku dan melaporkan pembunuhan atas ahlul yamaamah dan ditakutkan pembunuhan akan terus terjadi pada para Ahlulqur’an, lalu ia menyarankan agar Aku (Abubakar Asshiddiq ra) mengumpulkan dan menulis Alqur’an, aku berkata : Bagaimana aku berbuat suatu hal yg tidak diperbuat oleh Rasulullah..??, maka Umar berkata padaku bahwa Demi Allah ini adalah demi kebaikan dan merupakan kebaikan, dan ia terus meyakinkanku sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dg Umar, dan engkau (zeyd) adalah pemuda, cerdas, dan kami tak menuduhmu (kau tak pernah berbuat jahat), kau telah mencatat wahyu, dan sekarang ikutilah dan kumpulkanlah Alqur’an dan tulislah Alqur’an..!” berkata Zeyd : “Demi Allah sungguh bagiku diperintah memindahkan sebuah gunung daripada gunung gunung tidak seberat perintahmu padaku untuk mengumpulkan Alqur’an, bagaimana kalian berdua berbuat sesuatu yg tak diperbuat oleh Rasulullah saw??”, maka Abubakar ra mengatakannya bahwa hal itu adalah kebaikan, hingga iapun meyakinkanku sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dg mereka berdua dan aku mulai mengumpulkan Alqur’an”. (Shahih Bukhari hadits no.4402 dan 6768).

Nah saudaraku, bila kita perhatikan konteks diatas Abubakar shiddiq ra mengakui dengan ucapannya: “sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dg Umar”, hatinya jernih menerima hal yg baru (bid’ah hasanah) yaitu mengumpulkan Alqur’an, karena sebelumnya alqur’an belum dikumpulkan menjadi satu buku, tapi terpisah pisah di hafalan sahabat, ada yg tertulis di kulit onta, di tembok, dihafal dll, ini adalah Bid’ah hasanah, justru mereka berdualah yg memulainya.

Kita perhatikan hadits yg dijadikan dalil menafikan (menghilangkan) Bid’ah hasanah mengenai semua bid’ah adalah kesesatan, diriwayatkan bahwa Rasul saw selepas melakukan shalat subuh beliau saw menghadap kami dan menyampaikan ceramah yg membuat hati berguncang, dan membuat airmata mengalir.., maka kami berkata : “Wahai Rasulullah.. seakan akan ini adalah wasiat untuk perpisahan…, maka beri wasiatlah kami..” maka rasul saw bersabda : “Kuwasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengarkan dan taatlah walaupun kalian dipimpin oleh seorang Budak afrika, sungguh diantara kalian yg berumur panjang akan melihat sangat banyak ikhtilaf perbedaan pendapat, maka berpegang teguhlah pada sunnahku dan sunnah khulafa’urrasyidin yg mereka itu pembawa petunjuk, gigitlah kuat kuat dg geraham kalian (suatu kiasan untuk kesungguhan), dan hati hatilah dengan hal hal yg baru, sungguh semua yg Bid’ah itu adalah kesesatan”. (Mustadrak Alasshahihain hadits no.329).

Jelaslah bahwa Rasul saw menjelaskan pada kita untuk mengikuti sunnah beliau dan sunnah khulafa’urrasyidin, dan sunnah beliau saw telah memperbolehkan hal yg baru selama itu baik dan tak melanggar syariah, dan sunnah khulafa’urrasyidin adalah anda lihat sendiri bagaimana Abubakar shiddiq ra dan Umar bin Khattab ra menyetujui bahkan menganjurkan, bahkan memerintahkan hal yg baru, yg tidak dilakukan oleh Rasul saw yaitu pembukuan Alqur’an, lalu pula selesai penulisannya dimasa Khalifah Utsman bin Affan ra, dg persetujuan dan kehadiran Ali bin Abi Thalib kw.

Nah.. sempurnalah sudah keempat makhluk termulia di ummat ini, khulafa’urrasyidin melakukan bid’ah hasanah, Abubakar shiddiq ra dimasa kekhalifahannya memerintahkan pengumpulan Alqur’an, lalu kemudian Umar bin Khattab ra pula dimasa kekhalifahannya memerintahkan tarawih berjamaah dan seraya berkata : “Inilah sebaik baik Bid’ah!”(Shahih Bukhari hadits no.1906) lalu pula selesai penulisan Alqur’an dimasa Khalifah Utsman bin Affan ra hingga Alqur’an kini dikenal dg nama Mushaf Utsmaniy, dan Ali bin Abi Thalib kw menghadiri dan menyetujui hal itu.
 

Demikian pula hal yg dibuat-buat tanpa perintah Rasul saw adalah dua kali adzan di Shalat Jumat, tidak pernah dilakukan dimasa Rasul saw, tidak dimasa Khalifah Abubakar shiddiq ra, tidak pula dimasa Umar bin khattab ra dan baru dilakukan dimasa Utsman bn Affan ra, dan diteruskan hingga kini (Shahih Bulkhari hadits no.873).

Dulu di zaman Rasulullah SAW, adzan pada shalat Jumat hanya dikerjakan sekali saja, yaitu saat khatib naik mimbar. Kemudian pada zaman khilafah rasyidah, karena pertimbangan tertentu, maka sebelum khatib naik mimbar, jumlah adzan ditambah sebelumnya, dilakukan sebelum khatib naik mimbar dan pada saat khatib naik mimbar. Dari As-Saib bin Yazid ra berkata, "Dahulu panggilan adzan hari Jumat awalnya pada saat imam duduk di atas mimbar, dimasa Rasulullah SAW, Abu Bakar ra dan Umar ra. Ketika masuk masa Utsman dan manusia bertambah banyak, ditambahkan adzan yang kedua di atas Zaura. Tidak ada di zaman nabi SAW muazzin selain satu orang. (HR Bukhari)

Zaura'' adalah sebuah tempat yang terletak di pasar kota Madinah saat itu. Al-Qurthubi mengatakan bahwa Utsman ra memerinahkan untuk dikumandangkan adzan di suatu rumah yang disebut Zaura''.
Saat itu khalifah memandang bahwa perlu dilakukan pemanggilan kepada kaum muslimin sesaat sebelum shalat atau khutbah Jumat dilaksanakan.
 
Menurut para ulama yang mendukung tetap dilaksanakannya dua kali adzan ini, tindakan ini tidak bisa disalahkan dari segi hukum. Karena apa yang dilakukan oleh para shahabat nabi secara formal itu tetap masih berada dalam koridor syariah. Apa yang para shahabat nabi kerjakan secara ijma'' merupakan bagian dari syariah, karena mereka sendiri juga bagian dari sumber syariah.
Al-Hafidz Ibnu Hajar sebagaimana dikutip oleh Asy-Syaukani di dala kitab Nailul Authar mengatakan bahwa praktek adzan 2 kali ini dilakukan bukan hanya oleh Khalifah Utsman ra
. saat itu, melainkan oleh semua umat Islam di mana pun. Bukan hanya di Madinah, melainkan di seluruh penjuru dunia Islam, semua masjid melakukan 2 kali adzan shalat Jumat.

Dan meski tidak pernah dilaksanakan di zaman Rasulullah SAW, namun apa yang dipraktekkan oleh para shahabat secara kompak ini tidak bisa dikatakan sebagai bid’ah yang mendatangkan dosa dan siksa. Lantaran tidak semua perkara yang tidak terjadi di zaman nabi termasuk sesuatu yang buruk. (Lihat Nailul Authar jilid III halaman 278-279).

Sebab Khalifah Utsman adalah bagian dari sumber syariah dengan dalil berikut ini:
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya siapa yang hidup setelah ini, maka dia akan menyaksikan perbedaan pendapat (ikhtilaf) yang besar. Maka hendaklah kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para khulafa'' ar-rasyidin setelahkku yang mendapat petunjuk. Gigitlah dengan gerahammu." (HR Abu Daud, At-Tirmizy, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)

Maka tindakan seperti itu tidak bisa dikategorikan sebagai bid’ah, karena dikerjakan oleh semua shahabat nabi SAW secara sadar dan bersama-sama sepanjang masa.
Kalau tindakan itu dikatakan bid''ah, berarti para shahabat nabi yang mulia itu pelaku bid''ah. Kalau mereka pelaku bid''ah, maka haram hukumnya bagi kita untuk meriwayatkan semua hadits. Padahal tidak ada satu pun hadits nabi yang sampai kepada kita, kecuali lewat para shahabat.
 

Maka seluruh ajaran Islam ini menjadi batal dengan sendirinya kalau demikian. Sebab semua dalil, baik ayat Quran maupun semua hadits nabi SAW, ternyata tidak ada yang sampai kepada kita, kecuali lewat para shahabat yang dituduh tela melakukan tindakan bid''ah itu.
 

Maka mengatakan bahwa adzan 2 kali sebagai bid''ah sama saja dengan mengatakan bahwa para shahabat nabi SAW seluruhnya sebagai pelaku bid''ah. Dan kalau semuanya pelaku bid''ah, maka agama Islam ini sudah selesai sampai di sini.
Yang benar, praktek adzan Jumat 2 kali ini bagian dari sunnah yang utuh dalam syariah Islam, bukan bid''ah yang melahirkan dosa dan adzab. Karena telah dilakukan secara sadar oleh semua shahabat nabi SAW radhiyallahu ''anhum.

Siapakah yg salah dan tertuduh?, siapakah yg lebih mengerti larangan Bid’ah?, adakah pendapat mengatakan bahwa keempat Khulafa’urrasyidin ini tak faham makna Bid’ah?

3. Bid’ah Dhalalah
Jelaslah sudah bahwa mereka yg menolak bid’ah hasanah inilah yg termasuk pada golongan Bid’ah dhalalah, dan Bid’ah dhalalah ini banyak jenisnya, seperti penafian sunnah, penolakan ucapan sahabat, penolakan pendapat Khulafa’urrasyidin, nah…diantaranya adalah penolakan atas hal baru selama itu baik dan tak melanggar syariah, karena hal ini sudah diperbolehkan oleh Rasul saw dan dilakukan oleh Khulafa’urrasyidin, dan Rasul saw telah jelas jelas memberitahukan bahwa akan muncul banyak ikhtilaf, berpeganglah pada Sunnahku dan Sunnah Khulafa’urrasyidin, bagaimana Sunnah Rasul saw?, beliau saw membolehkan Bid’ah hasanah, bagaimana sunnah Khulafa’urrasyidin?, mereka melakukan Bid’ah hasanah, maka penolakan atas hal inilah yg merupakan Bid’ah dhalalah, hal yg telah diperingatkan oleh Rasul saw.

Bila kita menafikan (meniadakan) adanya Bid’ah hasanah, maka kita telah menafikan dan membid’ahkan Kitab Al-Quran dan Kitab Hadits yang menjadi panduan ajaran pokok Agama Islam karena kedua kitab tersebut (Al-Quran dan Hadits) tidak ada perintah Rasulullah saw untuk membukukannya dalam satu kitab masing-masing, melainkan hal itu merupakan ijma/kesepakatan pendapat para Sahabat Radhiyallahu’anhum dan hal ini dilakukan setelah Rasulullah saw wafat.

Buku hadits seperti Shahih Bukhari, shahih Muslim dll inipun tak pernah ada perintah Rasul saw untuk membukukannya, tak pula Khulafa’urrasyidin memerintahkan menulisnya, namun para tabi’in mulai menulis hadits Rasul saw.

Begitu pula Ilmu Musthalahulhadits, Nahwu, sharaf, dan lain-lain sehingga kita dapat memahami kedudukan derajat hadits, ini semua adalah perbuatan Bid’ah namun Bid’ah Hasanah.
Demikian pula ucapan “Radhiyallahu’anhu” atas sahabat, tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah saw, tidak pula oleh sahabat, walaupun itu di sebut dalam Al-Quran bahwa mereka para sahabat itu diridhoi Allah, namun tak ada dalam Ayat atau hadits Rasul saw memerintahkan untuk mengucapkan ucapan itu untuk sahabatnya, namun karena kecintaan para Tabi’in pada Sahabat, maka mereka menambahinya dengan ucapan tersebut.
 
Dan ini merupakan Bid’ah Hasanah dengan dalil Hadits di atas, Lalu muncul pula kini Al-Quran yang di kasetkan, di CD kan, Program Al-Quran di handphone, Al-Quran yang diterjemahkan, ini semua adalah Bid’ah hasanah.
Bid’ah yang baik yang berfaedah dan untuk tujuan kemaslahatan muslimin, karena dengan adanya Bid’ah hasanah di atas maka semakin mudah bagi kita untuk mempelajari Al-Quran, untuk selalu membaca Al-Quran, bahkan untuk menghafal Al-Quran dan tidak ada yang memungkirinya.
Sekarang kalau kita menarik mundur kebelakang sejarah Islam, bila Al-Quran tidak dibukukan oleh para Sahabat ra, apa sekiranya yang terjadi pada perkembangan sejarah Islam ?
 
Al-Quran masih bertebaran di tembok-tembok, di kulit onta, hafalan para Sahabat ra yang hanya sebagian dituliskan, maka akan muncul beribu-ribu Versi Al-Quran di zaman sekarang, karena semua orang akan mengumpulkan dan membukukannya, yang masing-masing dengan riwayatnya sendiri, maka hancurlah Al-Quran dan hancurlah Islam. Namun dengan adanya Bid’ah Hasanah, sekarang kita masih mengenal Al-Quran secara utuh dan dengan adanya Bid’ah Hasanah ini pula kita masih mengenal Hadits-hadits Rasulullah saw, maka jadilah Islam ini kokoh dan Abadi, jelaslah sudah sabda Rasul saw yg telah membolehkannya, beliau saw telah mengetahui dg jelas bahwa hal hal baru yg berupa kebaikan (Bid’ah hasanah), mesti dimunculkan kelak, dan beliau saw telah melarang hal hal baru yg berupa keburukan (Bid’ah dhalalah).

Saudara saudaraku, jernihkan hatimu menerima ini semua, ingatlah ucapan Amirulmukminin pertama ini, ketahuilah ucapan ucapannya adalah Mutiara Alqur’an, sosok agung Abubakar Ashiddiq ra berkata mengenai Bid’ah hasanah : “sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dg Umar”.

Lalu berkata pula Zeyd bin haritsah ra :”..bagaimana kalian berdua (Abubakar dan Umar) berbuat sesuatu yg tak diperbuat oleh Rasulullah saw??, maka Abubakar ra mengatakannya bahwa hal itu adalah kebaikan, hingga iapun(Abubakar ra) meyakinkanku (Zeyd) sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dg mereka berdua”.
Maka kuhimbau saudara saudaraku muslimin yg kumuliakan, hati yg jernih menerima hal hal baru yg baik adalah hati yg sehati dg Abubakar shiddiq ra, hati Umar bin Khattab ra, hati Zeyd bin haritsah ra, hati para sahabat, yaitu hati yg dijernihkan Allah swt,
Dan curigalah pada dirimu bila kau temukan dirimu mengingkari hal ini, maka barangkali hatimu belum dijernihkan Allah, karena tak mau sependapat dg mereka, belum setuju dg pendapat mereka, masih menolak bid’ah hasanah, dan Rasul saw sudah mengingatkanmu bahwa akan terjadi banyak ikhtilaf, dan peganglah perbuatanku dan perbuatan khulafa’urrasyidin, gigit dg geraham yg maksudnya berpeganglah erat erat pada tuntunanku dan tuntunan mereka.
Allah menjernihkan sanubariku dan sanubari kalian hingga sehati dan sependapat dg Abubakar Asshiddiq ra, Umar bin Khattab ra, Utsman bin Affan ra, Ali bin Abi Thalib kw dan seluruh sahabat. amiin

Pendapat para Imam dan Muhadditsin mengenai Bid’ah

1. Al Hafidh Al Muhaddits Al Imam Muhammad bin Idris Assyafii rahimahullah (Imam Syafii)
Berkata Imam Syafii bahwa bid’ah terbagi dua, yaitu bid’ah mahmudah (terpuji) dan bid’ah madzmumah (tercela), maka yg sejalan dg sunnah maka ia terpuji, dan yg tidak selaras dengan sunnah adalah tercela, beliau berdalil dg ucapan Umar bin Khattab ra mengenai shalat tarawih : “inilah sebaik baik bid’ah”. (Tafsir Imam Qurtubiy juz 2 hal 86-87)
2. Al Imam Al Hafidh Muhammad bin Ahmad Al Qurtubiy rahimahullah
“Menanggapi ucapan ini (ucapan Imam Syafii), maka kukatakan (Imam Qurtubi berkata) bahwa makna hadits Nabi saw yg berbunyi : “seburuk buruk permasalahan adalah hal yg baru, dan semua Bid’ah adalah dhalalah” (wa syarrul umuuri muhdatsaatuha wa kullu bid’atin dhalaalah), yg dimaksud adalah hal hal yg tidak sejalan dg Alqur’an dan Sunnah Rasul saw, atau perbuatan Sahabat radhiyallahu ‘anhum, sungguh telah diperjelas mengenai hal ini oleh hadits lainnya : “Barangsiapa membuat buat hal baru yg baik dalam islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yg mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa membuat buat hal baru yg buruk dalam islam, maka baginya dosanya dan dosa orang yg mengikutinya” (Shahih Muslim hadits no.1017) dan hadits ini merupakan inti penjelasan mengenai bid’ah yg baik dan bid’ah yg sesat”. (Tafsir Imam Qurtubiy juz 2 hal 87)
3. Al Muhaddits Al Hafidh Al Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf Annawawiy rahimahullah (Imam Nawawi)
“Penjelasan mengenai hadits : “Barangsiapa membuat buat hal baru yg baik dalam islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yg mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa membuat buat hal baru yg dosanya”, hadits ini merupakan anjuran untuk membuat kebiasaan kebiasaan yg baik, dan ancaman untuk membuat kebiasaan yg buruk, dan pada hadits ini terdapat pengecualian dari sabda beliau saw : “semua yg baru adalah Bid’ah, dan semua yg Bid’ah adalah sesat”, sungguh yg dimaksudkan adalah hal baru yg buruk dan Bid’ah yg tercela”. (Syarh Annawawi ‘ala Shahih Muslim juz 7 hal 104-105)
Dan berkata pula Imam Nawawi bahwa Ulama membagi bid’ah menjadi 5, yaitu Bid’ah yg wajib, Bid’ah yg mandub, bid’ah yg mubah, bid’ah yg makruh dan bid’ah yg haram.
Bid’ah yg wajib contohnya adalah mencantumkan dalil- dalil pada ucapan ucapan yg menentang kemungkaran, contoh bid’ah yg mandub (mendapat pahala bila dilakukan dan tak mendapat dosa bila ditinggalkan) adalah membuat buku buku ilmu syariah, membangun majelis taklim dan pesantren, dan Bid;ah yg Mubah adalah bermacam macam dari jenis makanan, dan Bid’ah makruh dan haram sudah jelas diketahui, demikianlah makna pengecualian dan kekhususan dari makna yg umum, sebagaimana ucapan Umar ra atas jamaah tarawih bahwa inilah sebaik2 bid’ah”. (Syarh Imam Nawawi ala shahih Muslim Juz 6 hal 154-155)
4. Al Hafidh AL Muhaddits Al Imam Jalaluddin Abdurrahman Assuyuthiy rahimahullah
Mengenai hadits “Bid’ah Dhalalah” ini bermakna “Aammun makhsush”, (sesuatu yg umum yg ada pengecualiannya), seperti firman Allah : “… yg Menghancurkan segala sesuatu” (QS Al Ahqaf 25) dan kenyataannya tidak segalanya hancur, (*atau pula ayat : “Sungguh telah kupastikan ketentuanku untuk memenuhi jahannam dengan jin dan manusia keseluruhannya” QS Assajdah-13), dan pada kenyataannya bukan semua manusia masuk neraka, tapi ayat itu bukan bermakna keseluruhan tapi bermakna seluruh musyrikin dan orang dhalim.pen) atau hadits : “aku dan hari kiamat bagaikan kedua jari ini” (dan kenyataannya kiamat masih ribuan tahun setelah wafatnya Rasul saw) (Syarh Assuyuthiy Juz 3 hal 189).
Demikianlah uraian singkat tentang bagaimana mensikapi sebuah pandangan yang tekadang membuat orang awam bingung. Sekelumit ini semoga bisa membukakan cakrawala kita dalam khasanah ubudiyyah kita dalam menjalankan ibadah. Semoga ini bisa memberikan inspirasi kita untuk bisa bersikap dan bertindak yang baik dan bijak dalam mensikapi perbedaan yang terkadang justru membuat keraguan kita dalam menjalankan agama. Demi untuk semangat kita dalam menjalin dan merajut silaturrahmi, marilah kita selalu menjaga bersama sesuatu yang baik yang sudah diajarkan dan contohkan oleh orang-orang sholeh sebelum kita dan tidak ketingalan pula kita mengambil sesuatu yang baik yang bermanfaat diera modernitas sekarang untuk menjadikan khasanah kita sekarang dan yang akan datang.

Janganlah kita terjebak dengan emosional sesaat, yang selalu mengajak kita kejalan yang memanjakan syetan yang terkutuk. Jalan perpecahan umat adalah jalan kehancuran bersama, jalan kehancuran umat muslim, bukankah Rosulullah di utus untuk memberikan rahmat bagi semua mahluk. Marilah kita memberikan contoh yang baik, bagi kita sesama muslim dan mahluk yang lainnya.

Wallahu waliyyuttaufiq wal hidayah,
Wassalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.


18 November 2010

Seringlah Berziarah Kubur

Posted On 17.12 by Al-Ishlahiyyah 0 komentar

Oleh: Aidh Al-Qarni


Tentu, hendaknya kita selalu mengingat kematian, yang akan datang setiap saat. Terkadang kita lalai dan lupa akan kematian, lupa peristiwa sesudah mati. Karena kita terperosok ke dalam maksiat, nafsu syahwat, syubhat, yang membuat Allah menjadi marah.

Diriwayatkan dari Maimun bin Mahram, ahli zuhud yang ahli ibadah dan alim, bahwa ia menggali sebuah lubang kubur di dalam rumahnya. Setiap malam ia masuk ke dalam kubur itu sambil menangis dan membaca al-Qur’an. Lalu, ia keluar lagi dan berujar kepada diri sendiri. ”Maimun sekarang engkau telah kembali ke dunia, kerjakanlah amal shaleh”, bisiknya dalam hati.

Mengingat mati bisa dilakukan dengan berziarah kubur. Seiring dengan berkembangnya peradaban, perkembangan budaya, berbagai macam godaan syahwat, ragam makanan yang lezat, corak pakaian dan barang-barang perabot, maka ziarah kubur jarang-jarang dilakukan. Akibatnya, kamatian pun dilupakan.
Ziarah kubur, mengucapkan salam kepada para penghuni makam, dan mendoakan mereka. Merenungi bagaimana pemusnah kenikmatan merenggut mereka, memasukkan mereka ke dalam liang yang gelap. Menarik mereka keluar dari rumah, gedung dan istana. Dahulu mereka makan minum, berfoya-foya, tertawa-tawa, mengendarai mobil mewah, menduduki jabatan tinggi, membangun gedung-gedung pencakar langit, dikawal tentara, dikerumuni banyak orang, bendera berkibar diatas kepala mereka, tetapi akhirnya semua direnggut dari tangan mereka, dan mereka dikuburkan ke dalam lubang-lubang yang sempit.

Dalam shahih Bukhari, Ibnu Umar ra, berkata Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam menarik pundakku, “Di dunia ini jadilah engkau seperti orang yang asing atau musafir”. Hanya orang-orang yang segera bertobat yang bersiap-siap menghadapi kematian.

Sa’id Ibnu Musayyib, ketika sekarat berujar, “Alhamdulillah. Selama empat puluh tahun, saya selalu berada di masjid Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam, ketika muazin mengumandang azan”, ucapnya. Wallahu’alam.


12 November 2010

Zuhud dengan Cari Usaha

Posted On 21.53 by Al-Ishlahiyyah 0 komentar

___فصل
فى ماهية العلم، والفقه، وفضله


قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة 
اعلم, بأنه لايفترض على كل مسلم، طلب كل علم وإنما يفترض عليه طلب علم الحال كما قال: وأفضل العلم علم الحال، وأفضل العمل حفظ الحال ويفترض على المسلم طلب ما يقع له فى حاله، فى أى حال كان، فإنه لابد له من الصلاة فيفترض عليه علم ما يقع له فى صلاته بقدر ما يؤدى به فرض الصلاة، ويجب عليه بقدر ما يؤدى به الواجب، لأن ما يتوسل به إلى إقامة الفرض يكون فرضا، وما يتوسل به إلى إقامة الواجب يكون واجبا

Rasulullah SAW bersabda, "Menuntut ilmu wajib bagi Muslim laki-laki dan Muslim perempuan".

Perlu diketahui, bahwa setiap umat Islam tidak wajib mempelajari seluruh ilmu, melainkan diwajibkan mempelajari “ilmu Hal” (Ilmu Praktis). Sebagaimana seseorang mengatakan "ilmu yang paling utama adalah Ilmu Praktis. Dan perbuatan yang paling mulia adalah menjaga Hal (perilaku)".

Dengan demikian wajib bagi umat Islam mempelajari sesuatu yang berkaitan dengan kekinian, dalam hal apapun juga. Oleh karena mereka wajib mendirikan shalat, maka mereka wajib mempelajari ilmu yang berkaitan dengan shalatnya, sekadar untuk melaksanakan fardhu-fardhu shalat. Juga wajib bagi mereka mempelajari wajib-wajib shalat sekadar untuk melaksanakan wajib-wajib shalat. Mengapa? Sebab segala sesuatu yang mengantarkan kepada yang fardhu maka hukumnya fardhu, dan setiap sesuatu yang memperantarai terlaksananya hal yang wajib, maka hukumnya wajib.

وكذا فى الصوم، والزكاة، إن كان له مال، والحج إن وجب عليه.   وكذا فى البيوع إن كان يتجر. قيل لمحمد بن الحسن، رحمة الله عليه: لما لاتصنف كتابا فى الزهد؟ قال: قد صنفت كتابا فى البيوع، يعنى: الزاهد من يحترز عن الشبهات والمكروهات فى التجارات.
            وكذلك فى سائر المعاملات والحرف، وكل من اشتغل بشيئ منها يفترض عليه علم التحرز عن الحرام فيه.

Begitupula wajib mempelajari ilmu tentang puasa, zakat (kalau dia memiliki harta), dan haji (jika ia sudah mampu). Demikian juga tentang jual-beli jika dia berdagang.

Muhammad Bin Al Hasan pernah ditanya mengapa beliau tidak menyusun kitab tentang zuhud, beliau menjawab, "aku sudah menyusun sebuah kitab tentang jual beli". Maksud beliau, yang dikatakan zuhud ialah menjaga diri dari hal-hal yang syubhat (tidak jelas halal haramnya) dan yang dimakruhkan dalam berdagang.

Begitupula seluruh bidang mu’amalah (interaksi sosial, seperti perdagangan) dan profesi, tiap orang yang sibuk dengan tugas-tugasnya ini wajib mengetahui tata cara berdagang dalam Islam supaya dapat menjaga diri dari hal-hal yang diharamkan.

وكذلك يفترض عليه علم أحوال القلب من التوكل والإنابة والخشية والرضى، فإنه واقع فى جميع الأحوال.
            وشرف العلم لايخفى على أحد إذ هو المختص بالإنسانية لأن جميع الخصال سوى العلم، يشترك فيها الإنسان وسائر الحيوانات: كالشجاعة والجراءة والقوة والجود والشفقة وغيرها سوى العلم.
            وبه أظهر الله تعالى فضل آدم عليه السلام على الملائكة، وأمرهم بالسجود له.

Setiap orang Islam juga harus mengetahui ilmu-ilmu yang berkenaan dengan perihal batin/hati, misalnya tawakal, tobat, takut kepada Allah, dan ridha. Sebab, semua itu terjadi pada segala keadaan.

Tidak ada seorangpun yang meragukan akan pentingnya ilmu pengetahuan, karena ilmu itu khusus hanya dimiliki ummat manusia. Adapun selain ilmu, itu bisa dimiliki manusia dan bisa juga dimiliki binatang. Dengan ilmu  pengetahuan, Allah ta’ala mengangkat derajat Nabi Adam a.s diatas para malaikat – dan karena itu pula malaikat diperintah oleh Allah agar sujud kepada Nabi Adam a.s.

وإنما شرف العلم بكونه وسيلة الى البر والتقوى، الذى يستحق بها المرء الكرامة عند الله، والسعادة والأبدية، كما قيل لمحمد بن الحسن رحمة الله عليهما شعرا:



Ilmu itu sangat penting karena ia sebagai media (perantara) untuk bertaqwa. Dengan taqwa inilah manusia menerima kedudukan terhormat disisi Allah, dan keuntungan yang abadi. Sebagaimana dikatakan Muhammad bin Al Hasan bin Abdullah dalam syairnya:



تعـلـم فــإن الـعلـم زيـن لأهــلــه                      وفــضـل وعــنـوان لـكـل مـــحامـد
وكــن مـستـفـيدا كـل يـوم زيـادة         من العـلم واسـبح فى بحـور الفوائـد
تـفـقـه فإن الـفــقـه أفــضـل قائـد                     الى الــبر والتـقـوى وأعـدل قـاصـد
هو العلم الهادى الى سنن الهدى                     هو الحصن ينجى من جميع الشدائد
فـإن فـقيــهـا واحــدا مــتـورعــا                        أشـد عـلى الشـيطـان من ألـف عابد



Belajarlah! sebab ilmu adalah penghias bagi pemiliknya 
# penuh keutamaan dan alamat orang-orang terpuji


Jadilah tiap hari menambah ilmu yang manfaat
# Dan berenanglah di samudera ilmu yang penuh manfaat


Belajar pula ilmu agama, karena ia adalah nakoda terbaik
# menuju kebajikan, taqwa, dan satu-satunya tujuan lurus

Dialah ilmu yang menunjukkan kepada jalan penuh petunjuk
# Dialah tameng yang melindungi dari segala marabahaya

Seorang ahli ilmu agama yang wara’
# lebih berat bagi syetan daripada menggoda seribu ahli ibadah yang bodoh

والعلم وسيلة إلى معرفة: الكبر، والتواضع، والألفة، والعفة، والأسراف، والتقتير، وغيرها) ، وكذلك فى سائر الأخلاق نحو الجود، والبخل، والجبن، والجراءة.
            فإن الكبر، والبخل، والجبن، والإسراف حرام، ولايمكن التحرز عنها إلا بعلمها، وعلم ما يضادها، فيفترض على كل إنسان علمها.
            وقد صنف السيد الإمام الأجل الأستاذ الشهيد ناصر الدين أبو القاسم كتابا فى الأخلاق ونعم ما صنف، فيجب على كل مسلم حفظها.

Ilmu juga media agar mengetahui kesombongan, kerendahhatian, kasih sayang, pandai jaga diri, pemboros, pelit, dan lain sebagainya. Begitupula dengan akhlak-akhlak lainnya seperti baik hati, pelit, pengecut, dan pemberani.

Sifat sombong, kikir, penakut, sikap boros, hukumnya haram. Tidak mungkin bisa menghindar dari sifat-sifat itu tanpa mengetahui kriteria sifat-sifat tersebut serta mengetahui cara menghilangkannya. Oleh karena itu setiap orang Islam wajib mengetahuinya.

Adalah As-Syahid Nasyiruddin telah menyusun kitab yang membahas tentang akhlak. Kitab tersebut sangat bermutu, dan perlu dibaca. Karena setiap orang Islam wajib memelihara akhlaknya. (bersambung).
(Alih bahasa: H. Taufiq Munir)


05 November 2010

KITAB KLASIK, dari A hingga Z

Posted On 19.49 by Al-Ishlahiyyah 0 komentar

adab al mufrad.chm
adab al Zizaf.chm
Ahkam al Jana’iz wa Bid’ahuha.chm
al Mash ‘ala al Jurabain.chm
al-kalam at-tayib.chm
as Silsilah adhDha’ifah (mukhtashar) 1-6500.chm
as Silsilah ash Shahihah (mukhtashar) 1-4035.chm
at tawasul anwa’uha wa ahkamuha.chm
ats tsamar al mustathab fi fiqh as sunnah wa al kitab.chm
dha’if at targhib wa at tarhib.chm
dzilal jannah fi tahrij as sunnah.chm
Hujjah an Nabiy.chm
hukmu tarak ash shalah.chm
irwaa’ al ghalil.chm
jami’ ash shaghir wa ziyadatuhu.chm
jami’ at tirmizy.chm
Jilbab al Mar’atu al Muslimah.chm
manasik haji wal ‘umrah.chm
misykat al mushabih.chm
mukhtashar al ‘Uluw.chm
mukhtashar al syamail al muhammadiyah.chm
qiyamu ramadhan.chm
riyadhus shalihin.chm
sahih at targhib wa at tarhib.chm
shahih as sirah an nabawiyah.chm
shifatush shalah an nabiyu.chm
Silsilatu Ahadits adh Dha’ifah 1-5500.chm
silsilatu ahadits ash shahihah 1-3000.chm
sunan aby dawud.chm
sunan an nasa’i.chm
sunan ibnu majah.chm
tahrij ath tahwiyah.chm
tahrim al ata al tharab.chm
tahzir sajad min itkhad al quburi masajid.chm
tamam al mina.chm
at Tauhid Aulan ya Du’atul Islam — al Albani.chm
ats Tsamar ad Dani — al Albani.chm
Fitnah at Takfir — al Albani.chm
Manzilah as Sunnah fil Islam — al Albani.chm
Talkhish Sifah Shalah an Nabiy — al Albani.chm
galalein3.zip
Akidah Muslim.zip
Al Fawaaid.zip
Al Kabaair.zip
Al Manhaj versi 31.chm
Al manhaj Versi 36.chm
Al-Qaulul Mufidfi Adillati At-Tauhid.CHM
Al-Qaulul MufidfiAdillati At-Tauhid.zip
alsofwah_buletin.chm.zip
alsofwah_fatwa.chm.zip
alsofwah_hadits.chm.zip
alsofwah_keluarga_sakinah.chm.zip
alsofwah_kisah_islami.chm.zip
alsofwah_mujizat.chm.zip
alsofwah_tarikh_islam.chm.zip
Biarkan Jenggo tAnda Tumbuh.CHM
Biarkan Jenggot Anda Tumbuh.zip
DHAIFRS.CHM
Dosa_Corner_V1.2.zip
Dosa-dosa Yang Dianggap Biasa.CHM
etika.zip
Etika Kehidupan Muslim Sehari-hari.CHM
etika kehidupan muslim.zip
FatwaBase4_97.chm
FIRQOH jamaah tabligh.zip
hadits arbain nawawi.zip
hisnul muslim.zip
Hukum Aqiqah.zip
ikhwanul muslimin.zip
kilauan mutiara hikmah.zip
Kitaab At Tawaabiin.zip
Kumpulan_hadist_110507.zip
Laa Isbal.zip
Pembelaan Terhadap Sunnah.zip
QAWAIDUL FIQHIYYAH.CHM
Qodho dan Qodar-Al-Utsaimin.chm
Riyaadhush Shaalihiin.zip
sehari di kediaman rasulullah Versi1.2.zip
Seputar Tarawih Dan Witir.zip
shifat_shaum_nabi.zip
Shifat Sholat Nabi.zip
Syaikh Muhamad bin Abdul Wahab.zip
Syubhat-IhyautTurots-Abu Karimah Askari.zip
Tiga Landasan Utama.zip
tokoh islam dan ulama.zip
Tuntunan Ramadhan.chm
tuntunan ramadhan.zip
way of live.zip
Zawjiversi1.2.zip
wanita1.rtf
wanita2.rtf
wanita3.rtf
wanita4.rtf
wanita5.rtf
wanita6.rtf
wanita7.rtf
wanita8.rtf
wanita9.rtf
wanita10.rtf
wanita11.rtf
Akhlak-Salaf-Akhlak-Mukminin-Dan-Mukminat-1-2
Akhlak-Salaf-Akhlak-Mukminin-Dan-Mukminat-2-2
Akhlak-Salaf-Cerminan-Akhlak-Al-Quran-Dan-As-Sunnah-1-2
Akhlak-Salaf-Cerminan-Akhlak-Al-Quran-Dan-As-Sunnah-2-2
Berakhlak-Baik-Dan-Pentingnya-Bagi-Penuntut-Ilmu-1-4
Berakhlak-Baik-Dan-Pentingnya-Bagi-Penuntut-Ilmu-2-4
Berakhlak-Baik-Dan-Pentingnya-Bagi-Penuntut-Ilmu-4-4
Menjaga-Lisan-Agar-Selalu-Berbicara-Baik-1-3
Menjaga-Lisan-Agar-Selalu-Berbicara-Baik-2-3
Menjaga-Lisan-Agar-Selalu-Berbicara-Baik-3-3
40 Nasehat Memperbaiki Rumah Tangga
52 kiat suami disayang istri
Adab-adab Seorang Tholib terhadap Dirinya
Adab-Adab-Ikhtilaf
Adab-Berjalan-Ke-Masjid-Dan-Bacaan-Sewaktu-Masuk-Dan-Keluarnya
Adab-Buang-Hajat-1-2.pdf
Adab-Buang-Hajat-2-2.pdf
adab-imam.pdf
adab-majlis.zip
Afsus Salaam.pdf
Anak dan Masa Depan Umat Islam
Anak-Perempuan-Jangan-Dipaksa-Atas-Pernikahan-Yang-Tidak-Ia-Suka
Apa-Yang-Harus-Diperbuat-Oleh-Seorang-Pemudi-Yang-Hidup-Di-Tengah-Tengah-Suasana-Penuh-Kemungkaran
Bagaimana-Bergaul-Dengan-Keluarga-Yang-Tidak-Mengerjakan-Shalat
Bekerjanya Wanita.zip
Bentuk-Bentuk-Berbakti-Kepada-Orang-Tua
Berbakti-Kepada-Orang-Tua-Merupakan-Sifat-Baarizah-Yang-Menonjol-Dari-Para-Nabi
Berbuat-Baik-Kepada-Orang-Orang-Lemah
Bergaul-Dengan-Pelaku-Penyimpangan-Seksual
Berhati-Hati-Dalam-Memberi-Fatwa
Berhias.zip
Berkasih-Sayang-Dan-Lemah-Lembut.pdf
Berprilaku-Baik-Melalui-Ucapan-Perbuatan-Dan-Segala-Bentuk-Al-Ma-ruf
Hukum-Tidak-Mengingkari-Kemungkaran-Karena-Ia-Sendiri-Melakukannya
Kepada Ukhti Muslimah
Menggunjing.pdf
Muslimah.zip
mutiara akhlaq
Nasehat Indah Syaikh Rabi'
Perhiasan Wanita.zip
sabar.zip
syukur.zip
tazkiyatun_nufus.zip
Aqidah Imam Empat
Aqidah Imam Syafi’i
Kompilasi Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah
Biografi Imam Empat
Syarah Aqidah al-Wasithiyah
Syirik Dalam Pandangan Mazhab Syafi’i
Pandangan Imam Syafi’i Tentang Dzikir Berjama’ah
Tafsir Surat Al-’Ashr
Tafsir Surat Al-Falaq dan An-Naas
Tafsir Surat Al-Ikhlas
Tafsir Surat An-Naas

TAFSIR IBNU KATSIR Juz 1 = Download (35.856 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Juz 2 = Download (26.517 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Juz 3 = Download (17,98 mb)
TAFSIR IBNU KATSIR Juz 4 = Download (7.116 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Juz 5 = Download (6.249 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Juz 6 = Download (6,8 mb) DJVU
TAFSIR IBNU KATSIR Juz 7 = Download (5,24 mb) DJVU
TAFSIR IBNU KATSIR juz 8 = Download (4,91 mb) DJVU
TAFSIR IBNU KATSIR juz 9 = Download (5,07 mb) DJVU
TAFSIR IBNU KATSIR Juz 10 …..(5,03 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat At Taubah (Juz 11) …..(10,2 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Yunus (Juz 11) …..(4,82 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Huud (Juz 12) …..(5,34 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Yusuf (Juz 12) …..(5,02 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Juz 13 …..(4,7 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Juz 14 …..(4,16 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Juz 15 …..(7,74 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Kahfi (Juz 16) …..(5,04 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Maryam (Juz 16)…..(1,17 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Thoha (Juz 16) …..(3,38 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Anbiyaa (Juz 17) …..(3,91 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Hajj (Juz 17) …..(4,03 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Mu’minuun (Juz 18) …..(2,01 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Ahqaaf (Juz 26) …..(2,85 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Muhammad (Juz 26) …..(1,96 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Fath (Juz 26) …..(4,06 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Hujurat (Juz 26) …..(2,65 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Qaaf (Juz 26) …….(1,85 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Adz Dzariyat (Juz 27) …..(1,26 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Ath Thuur (Juz 27) …..(1,38 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat An Najm (Juz 27) …..(2,71 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat AL Qomar (Juz 27) …..(1,8 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Ar Rahman (Juz 27) …..(1,79 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Waqi’ah (Juz 27) …..(2,54 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Hadid (Juz 27) …..(2,41 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Mujadilah (Juz 28) …..(4,36 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Hasyr (Juz 28) …..(2,13 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Mumtahanah (Juz 28) …..(2,46 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Ash Shaf (Juz 28) …..(1,3 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Jumuah (Juz 28) …..(1,02 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Munaafiqun (Juz 28) …..(630 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Ath Thoghabun (Juz 28) …..(788 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Ath Thalaq (Juz 28) …..(1,37 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat At Tahrim (Juz 28) …..(707 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Mulk (Juz 29) …..(1,02 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Qolam (Juz 29) …..(1,29 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat AL Haqqoh (Juz 29) …..(951 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Ma’arij (Juz 29) …..(909 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Nuh (Juz 29) …..(780 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Jin (Juz 29) …..(741 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Muzammil (Juz 29) …..(0,99 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Mudatstsir (Juz 29) …..(1,13 MB)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Qiyamah (Juz 29) …..(821 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Insaan (Juz 29) …..(242 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Mursalaat (Juz 29) …..(745 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat An Naba (Juz 30) …..(949 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat An Nazi’at (Juz 30) …..(626 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al ‘Abasa (Juz 30) …..(593 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat At Takwir (Juz 30) …..(639 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Muthoffifin (Juz 30) …..(706 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Buruuj (Juz 30) …..(547 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Ath Thoriq (Juz 30) …..(212 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Ghasyiyah (Juz 30) …..(459 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Fajr (Juz 30) …..(697 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Asy Syams (Juz 30) …..(458 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Alamnasyrah (Juz 30) …..(225 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat At Tin (Juz 30) …..(179 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al ‘Alaq (Juz 30) …..(293 kb
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Qodr (Juz 30) …..(287 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Bayyinah (Juz 30) …..(177 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Zalzalah (Juz 30) …..(307 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al ‘Adiyat (Juz 30) …..(134 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Qaari’ah (Juz 30) …..(63,1 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al ‘Ashr (Juz 30) …..(63.2 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Humazah (Juz 30) …..(179 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Fill (Juz 30) …..(569 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Quraisy (Juz 30) …..(140 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Maa’uun (Juz 30) …..(311 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Kautsar (Juz 30) …..(240 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Kafiruun (Juz 30) …..(189 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat An Nashr (Juz 30) …..(179 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Ikhlash (Juz 30) …..(293 kb)
TAFSIR IBNU KATSIR Surat Al Mu’awwidzatain (Juz 30) …..(249 kb)

Adab-Siwak-Gosok-Gigi.pdf
ADABUL MAJELIS DAN KESALAHAN.pdf
Berpenampilan-Indah-Pada-Hari-Raya.pdf
e-Nama Putera.pdf.zip
e-Nama Puteri.doc.zip
Etika-Berbeda-Pendapat.pdf
istighfar_dan_taubat.zip
kiat agar suami disayang istri.pdf
Nama Anak Putera.pdf
Nama Bayi Islam.pdf
Nasehat_Bagi_Penuntut_Ilmu___Sy_Dr_Shalih_alFauzan-1.zip
Nasehat_Bagi_Penuntut_Ilmu___Sy_Dr_Shalih_alFauzan.zip
Pandanglah-Kebawah-Anda-Akan-Melihat.pdf
Pedoman Wanita Muslimah.zip
Penjagaan-Terhadap-si-Kecil-di-Awal-malam.zip
Sunnah-Adalah-Kenikmatan.pdf
Sunnah-Sunnah-Dalam-Adzan-Dan-Iqomah.pdf
Sunnah-Sunnah-Dalam-Berpakaian.pdf
Sunnah-Sunnah-Dalam-Memakai-Sandal-Sepatu.pdf
Sunnah-Sunnah-Dalam-Wudhu-1-2.pdf
Sunnah-Sunnah-Dalam-Wudhu-2-2.pdf
Sunnah-Sunnah-Fitrah-1-2.pdf
Sunnah-Sunnah-Fitrah-2-2.pdf
Sunnah-Sunnah-Ketika-Bangun-Tidur.pdf
Sunnah-Sunnah-Pergi-Menuju-Masjid.pdf
Sunnah-Sunnah-Yang-Berkaitan-Dengan-Keluar-Masuk-Kamar-Mandi.pdf
Sunnah-Sunnah-Yang-Berkaitan-Dengan-Keluar-Masuk-Rumah.pdf
Al-Qaaidatun Nuuriyyah.pdf
Arabindo.co.nr.zip
Basic Arabic Verb Conjugation Chart.pdf
Duruusul Lughah1.pdf
Duruusul Lughah Al Arabiyyah English.zip
pelajaran bhs. arab.doc
Tabel Kata Kerja Bahasa Arab Al Fi`lu.zip

BIOGRAFI:
ABBAD BIN BISYIR.DOC
ABBAS BIN ABDUL MUTHTHALIB RADHIALLAHU.DOC
ABDULLAH BIN ABBAS.DOC
ABDULLAH BIN AL MUBARAK.DOC
ABDULLAH BIN JAHSY RADHIALLHU.DOC
ABDULLAH BIN MASUD.DOC
ABDULLAH BIN ZUBEIR.DOC
ABDULLAH IBNU RAWAHAH RADHIALLAHU.DOC
ABDULLAH IBNU UMMI MAKTUM RADHIALLHU.DOC
ABDURRAHMAN BIN ABI BAKAR.DOC
ABDURRAHMAN BIN AUF RADHIALLAHUANHU.DOC
ABU AIYUB AL-ANSHARI.DOC
ABU HURAIRAH RADHIALLAHU.DOC
ABU HURAIROH PRIBADI MENGAGUMKAN.ZIP
ABU LUBABAH BIN ABDIL MUNDZIR RADHIALLHU `ANHU.DOC
ABU MUSAAL - ASYARI.DOC
ABU SUFYAN BIN HARB RADHIALLHU `ANHU.DOC
ABU SUFYAN BIN HARIS.DOC
ABU UBAIDAH IBNUL JARRAH RADHIALLHUANHU.DOC
AISYAH KEUTAMAAN DAN KELUASAN ILMUNYA.PDF
AL-MAHDI-NAMANYA-SIFAT-SIFATNYA.PDF
AL BARRA BIN MALIK RADHIALLAHUANHU.DOC
AL IMAM ABU UBAID AL QASIM BIN SALLAM.TXT
AMAR BIN YASIR RADHIALLAHU.DOC
AMR BIN AL `ASH.DOC
AMR IBNUL JAMUH RADHIALLAHU.DOC
ASMA BINTI YAZID BIN SAKAN.DOC
BIOGRAFI-ALABBAD.ZIP
BIOGRAFI-SYAFII.ZIP
BIOGRAFI ALBANI.PDF
BIOGRAFI SINGKAT SYAIKH SHALIH FAUZAN AL FAUZAN.PDF
BIOGRAFI SYAIKH ABDUL MUHSIN.PDF
IBNUL QOYIM AL JAUZIYAH.TXT
IBNU TAIMIYAH.TXT
IBNU TAYMIYAH.DOC
IMAM AHMAD BIN HANBAL.TXT
IMAM BUKHARI.TXT
IMAM NAWAWI.TXT
IMAM SYAFII.TXT
IMRAN BIN HUSHAIN.DOC
KHABBAB BIN ARATS RADHIALLAHU.DOC
KHADIJAH BINTI KHUWAILID RADHIALLHU.DOC
KHALID BIN WALID RADHIALLAHU.DOC
KHUBAIB BIN ADI.DOC
KISAH-NABI-YUSUF-DAN-NABI-YA-QUB.ZIP
MUSHAB BIN UMAIR.DOC
SA`AD BIN MU`ADZ.DOC
SAID BIN AMIR RADHIALLAHUANHU.DOC
SALAMAH BIN AL-AKWA RADHIALLAHUANHU.DOC
SALIM MAULA ABU HUDZAIFAH RADHIYALLAHU ANHU.DOC
SALMAN AL-FARISI RADHIYALLAHUANHU.DOC
SAUDAH BINTI ZAM`AHRADHIALLHUANHA.DOC
SHAFIYYAH BINTI HUYAI-RADHIALLAAHUANHA.DOC
SHUHAIB BIN SINAN.DOC
SUHAIL BIN AMAR.DOC
SYAIKH ABDUL MUHSINBIN HAMAD AL ABBADAL BADR.TXT
SYAIKH ABDURRAHMAN BIN NASHIR ASSA`DI.TXT
SYAIKH ABU UBAIDAH MASYHUR HASAN SALMAN.TXT
SYAIKH ALI HASAN AL HALABY.TXT
SYAIKH BIN BAZ.DOC
SYAIKH IBNU BAZ.TXT
SYAIKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL UTSAIMIN.DOC
SYAIKH MUQBIL BIN HADI.TXT
SYAIKH NASHIRUDDIN AL ALBANI.TXT
SYAIKH SHALIH FAUZAN AL FAUZAN.TXT
THUFEIL BIN AMR AD-DAUSI RADHIALLAHUANHU.DOC
UBAI BIN KAAB.DOC
UMEIR BIN SA`AD.DOC
UMMU HABIBAH RAMLAH BINTI ABU SUFYAN.DOC
UMMU SALAMAH-RADHIALLAAHUANHA-.DOC
UMMU SULAIM BINTI MALHAN.DOC
UTBAH BIN GHAZWAN.DOC
UTSMAN BIN MAZH.DOC
ZAID BIN HARITSAH.DOC
ZAINAB BINTI JAHSY.DOC
ZUBAIR BIN AWWAM RADHIALLAHU.DOC

Please refer to:
Zona Studi
Universtudi
Zona Mengaji
Zona Mengkaji