|

Posted On 10.45 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
|
Posted On 09.44 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
|
Posted On 06.02 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
|
Posted On 23.37 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
|
Posted On 23.24 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
|
Posted On 23.22 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
|
Posted On 22.09 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
|
Posted On 20.43 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
|
Posted On 20.35 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
|
Posted On 00.54 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
Rep: Abdul Halim
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Posted On 10.52 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
Posted On 10.05 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
Dikutip dari halaman situs resminya, chef Yusuf mengungkapkan mengapa orang zaman sekarang justru cenderung gemuk. Menurut chef Yusuf, dari sudut pandang Islam sejak zaman Nabi Muhammad Shallallahu A'laihi Wa Salam sampai hari ini masyarakat Arab memasak menggunakan lemak dari ekor domba dan minyak samin.
Diungkapkan pula bahwa di beberapa wilayah seperti kawasan Mediterania, ada dua sumber lemak yang digunakan yaitu dengan minyak zaitun dan minyak tumbuhan lainnya.
Orang-orang Arab biasa mengeringkan lemak domba lalu dipotong dadu, sehingga ketika mereka pergi mengembara mereka membawa lemak ini. Ketika tiba waktu makan orang-orang Arab akan melelehkan lemak ekor domba kering yang dibawa di atas bara lalu mengoleskan lemak cair tersebut si atas roti, inilah makanan ringan masyarakat Arab yang sebenarnya.
Pada hari ini, menurut Chef Yusuf para mujahidin di Afghanistan menggunakan teknik yang sama dengan masyarakat Arab pengembara untuk bertahan hidup. Mungkin kita berpandangan makanan tersebut memiliki kandungan kolesterol yang terlampau tinggi, tapi menurut Chef Yusuf hingga saat ini beliau belum pernah sekalipun mendengar kabar adanya kasus obesitas dan tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh diet di kalangan mujahidin tersebut.
Beberapa da'i seperti Anwar Al-awlaki misalnya, telah menjelaskan fenomena diet pengembara Arab ini bahwasannya lemak atau daging merah bukanlah sumber yang menyebabkan masalah kesehatan sebagaimana yang banyak diklaim oleh banyak ahli gizi.
Menurut chef Yusuf jika daging merah dan hewan berbahaya bagi manusia, Islam akan mengharamkannya, yang terjadi justru sebaliknya, daging merah dan lemak dijadikan makanan pokok di dunia Arab selama ribuan tahun dan oleh karenanya ia dihalalkan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya, "Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku dan dari sapi dan domba, Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang itu, selain lemak yang melekat di punggung keduanya atau yang di perut besar dan usus atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka; dan sesungguhnya Kami adalah Maha Benar." (Al-An'aam : 146)
Jadi jika lemak tidaklah baik, Allah tidak akan menghukum orang-orang Yahudi dengan tidak mengizinkan mereka memakan lemak dari binatang tersebut. Adapun permasalahan pada kesehatan seperti pada tingkat kolesterol adalah disebabkan dari dua hal, yakni:
Gaya hidup yang monoton dan kurang aktif bergerak.
Rakus : Orang-orang yang berprilaku serakah, mereka seringkali kelebihan makan.
Dari sudut pandang Islam, Rasulullah Shallallahu A'laihi Wa Salam bersabda, "Tidaklah anak Adam memenuhi tempat yang lebih buruk daripada perutnya," Beliau bersabda, "Rumahnya penyakit adalah lambung ketika kamu memperturutkan nafsu untuk makan berlebihan." (H.R Tirmidzi [1381], Ibnu Majah [3349], disahihkan oleh al-Albany di Silsilah al-Sahihah [2265] ).
Makan berlebihan menyiratkan keserakahan. Padahal para sahabat akan menyisakan sepertiga perutnya dalam keadaan kosong apabila mereka makan dan kemudia mereka juga banyak menghabiskan waktu untuk berpuasa di samping itu mereka adalah orang-orang dengan gaya hidup yang sangat aktif. Bahkan terkadang para sahabat akan menjadi sangat miskin dan bertahan hidup tanpa apapun kecuali dengan persediaan kurma saja untuk makan.
Abu Hurairah berkata, "Aku senantiasa mengikuti Rasulullah Shallallahu A'laihi Wa Sallam dengan perut kosong."
Jadi masalahnya, menurut chef Yusuf bukanlah pada sayuran atau daging, tapi makan berlebihan dan gaya hidup yang malas. Maka jika gaya hidupnya demikian, mengisi perut apakah dengan daging merah atau sayuran tetap menimbulkan masalah, disitulah semua letak penyakitnya.
Chef Yusuf akhirnya menyimpulkan bahwa teori Islam lehih baik dari semua teori yang sering ditemukan di tengah masyarakat dan disajikannya teori tersebut justru dengan niat hanya untuk menghasilkan uang saja. (Joko /tabloid bekam/ chefyusuf.com)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Posted On 12.39 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
Beliau mendermakan hartanya tanpa hitungan, menghimpun Al Qur'an dan Sunnah dan menemani Sang Kekasih di dalam surga.
Ketika bahaya musuh mengancam, lalu beliau membayar belanja hartanya untuk jaysul usrah (Pasukan di Masa susah). Dahaga datang lalu beliau membeli Bi'rur Raumah-sumur yang berair tawar dan enak rasanya, milik seorang yahudi yang menjualnya. , hinga airnya dapat diambil oleh para sahabat dengan gratis.
Ketika kelaparan menghadang lalu beliau memberi makanan kepada manusia di masjid. Mata tak kunjung terpejam lalu beliau mengkhatamkan Al Qur'an dalam semalam.
Penuh toleransi dan maaf dan tidak suka membalas dendam , sehingga beliau pun dilukai oleh pedang-pedang para pembangkang. Beliau dinikahkan oleh Rasulullah dengan 2 anaknya yaitu Ruqaiyah dan Ummi Kultsum. Membeli dirinya dua kali dan membaiat dua khalifah, sehingga beliau pantas dijuluki Dzun Nuraini – Pemilik Dua Cahaya
Beliau tidak ikut perang Badar, maka kaum muslimin menggantikannya. Karena tugas, beliau pada hari Aqabah , maka Pemimpin Tertinggi menggantikannya. Jika beliau tiada, perbuatan-perbuatannya hadir, maka segala sesuatu berlangsung dengan baik.
Dengan amal beliau membayar belanja para pasukan perang , maka beliau mendengar Muhammad Salallahu alaihi wassalam berkhutbah diatas mimbarnya, " Ya Allah, ridhalah kepada Utsman karena aku ridha kepadanya. Juga karena beliau talah menanggung biaya hidup kaum Muslim , maka beliau dihargai dengan pernyataan Nabi , " Tak akan merugi Utsman apapun yang dilakukannya setelah hari ini. Beliau ditikam musuh dan mushafnya pun ikut robek.
Dua luka di jantung umat Islam yang tak terekatkan
Satu di tubuh sang Syahid , satu lagi pada Al Qur'an
Di hari wafatnya, beliau sedang shiyam, setelah qiyam pada malam harinya. Beliau terbunuh ketika membaca Al Qur'an, maka beliau masuk surga dari Babur Rayyan, " Bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga ( QS. Ar Rahman 55 : 46)
Terimakasih atas kebaikan yang kau berikan
Kebaikan yang abadi dan dipersaksikan sejarah
Beliau makan sahur di Madinah, shalat Ashar di Raudah dan berbuka puasa disurga. Perbuatannya baik, maka penampilannya mantap. Beliau pembantu yang baik, maka beliau diupahi mati syahid.
Dari Islam, Utsman mengambil kelapangan. Dari kebenaran, beliau mengambil kejelasan. Dari tabiat-tabiat beliau beliau mengambil rasa malu. Dan dari nilai-nilai baik beliau mengambil kemurahan hati. Hartanya kemudahan berbagai kesulitan dan rasa malunya penyingkir pelbagai kesalahan.
Bila bintang menatapnya, ia sedang bersujud
Bila mentari melihatnya, ia sedang berderma
Beliau mengigaukan ayat-ayat Al Qur'an pada saat tertidur, maka Al Qur'anpun menemaninya sampai di Baqi ditempatnya di kubur. Dan karena Al Qur'an , kuburan itu berbinar-binar.
Selamat untuk Utsman pada hari beliau membeli surga dunia dengan harga yang paling mahal. Beliau telah pergi dengan berbekal puasa, jihad, bacaan Al Qur'an, sifat malu , kebaikan dan kebajikannya , namun kenangan, pujian doa dan cinta untuknya tetap abadi. Beliau dibunuh tanpa dosa,
Bertambah tinggilah posisinya karena darah dan syahadahnya. Telah tiba waktunya bagi Utsman untuk bertemu sang Rahman, tiba waktunya bagi sang pejuang untuk istirahat, bagi yang gemar berpuasa untuk berbuka , bagi yang rajin tahajud untuk memejamkan mata.
Kami menangisimu hingga air mata meminta kami berhenti membicarakanmu
Dan dilubang kubur engkau dan wajah keluhuran adalah sama.
(Oleh: Dr. AidhAbdullah Al Qarni)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Posted On 10.04 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
Posted On 09.58 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
"Nanti dari umatku akan muncul seperti orang ini, hafal Qur'an, dalilnya Qur'an tapi tidak melewati tenggorokannya, artinya tidak paham secara substansif. Mereka itu sejelek-jelek manusia bahkan lebih jelek daripada binatang. Saya tidak termasuk mereka, mereka tidak termasuk kami," kata Said Aqil Siradj saat menjadi narasumber Dialog Ormas-ormas Islam Dalam Mempertahankan NKRI, di Sahid Hotel, Jakarta Pusat, pada Sabtu (11/5/2013).
Prediksi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam pun terjadi, orang-orang yang berpaham Khawarij membunuh Khalifah Ali bin Abi Thalib.
"Prediksi Rasulullah ini terbukti tahun 40 H, Sayyidina Ali keluar dari rumahnya mengimami shalat Shubuh dibunuh, bukan oleh orang Kristen, bukan oleh orang Katholik, bukan orang Hindu, bukan orang non muslim. Yang membunuh Abdurrahman bin Muljam; Qaimul Lail, Shaimun Nahar, Hafizhul Qur'an. Yang membunuh Sayyidina Ali ini tiap hari puasa, tiap malam tahajjud, dan hafal Qur'an," paparnya.
Alasan pembunuhan Ali bin Abi Thalib kata Said Aqil karena Khawarij menuduhnya telah menggunakan hukum manusia hasil musyawarah Daumatul Jandal atas perselisihan antara pihak Ali dan Muawiyah.
"Wal hasil, inilah cikal bakal radikalisme, terorisme dalam Islam. Korbannya bukan siapa-siapa, korbannya adalah awwalu man aslama minal sibyan, remaja pertama yang memeluk Islam," imbuhnya.
Menanggapi hal itu, Amir JAT Wilayah Jakarta, ustadz Nanang Ainur Rofiq meluruskan penjelasan Ketua PBNU Said Aqil Siradj tentang Khawarij. Menurutnya ciri Khawarij yang disampaikan Said Aqil Siradj justru tendensius bagi kaum muslimin sendiri.
Said Aqil begitu sering mengulang-ulang ciri Khawarij adalah Qaimul Lail, Shaimun Nahar, Hafizhul Qur'an (sering mendirikan shalat malam, berpuasa di siang hari dan hafal Al-Qur'an) padahal ciri itu sebenarnya gambaran seorang muslim yang taat.
"Apakah khawarij itu karena rajin shalat malam dan lain sebagainya? padahal ada perkara mendasar di sana soal Khawarij," ujarnya di hadapan ratusan hadirin yang hadir.
Padahal substansi dari kisah Dzilkhuwaisir adalah paham mengkafirkan yang serampangan terhadap Ali bin Abi Thalib yang menjadi khalifah dan menerapkan syariat Islam. Jauh berbeda dengan pemerintah sekarang yang tidak menerapkan hukum Islam.
Kemudian, ciri yang paling mencolok dari paham Khawarij juga mengkafirkan para pelaku dosa besar inilah yang tidak dijelaskan oleh Said Aqil Siradj.
"Persoalan Khawarij itu adalah karena mereka mengkafirkan pelaku dzanbun kabair (pelaku dosa besar) ini yang tidak dijelaskan. Padahal semua ulama itu paham apa itu dzanbun mukaffirah, dzanbun kabair, dzanbun ma'ashi," jelasnya.
Pemahaman itulah yang bertentangan dengan Ahlus Sunnah wal Jamaah. "Ahlus sunnah melarang mengkafirkan orang yang melakukan dzanbun kaba'ir," tandasnya. (Voa-Islam/KH)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Posted On 12.34 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
Posted On 00.52 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
Posted On 00.43 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
Posted On 00.33 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
Posted On 12.31 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |