23 Agustus 2014

[FINANCIAL PLANNER PRUDENTIAL TIMIKA (AGENCY FP ONE)] NOMOR1·com » MALAIKAT KECIL


12.40 |

Suwardi Wahab Pru
Suwardi Wahab Pru 23 Agustus 12:40
NOMOR1·com » MALAIKAT KECIL

Istriku berkata kepada aku yang sedang baca koran, "Berapa lama lagi kamu baca koran itu? Tolong kamu ke sini dan bantu anak perempuanmu tersayang untuk makan."

Aku taruh koran dan melihat anak perempuanku satu2nya, namanya Lala tampak ketakutan, air matanya banjir di depannya ada semangkuk nasi berisi nasi susu asam/yogurt (curd rice). Lala anak yang manis dan termasuk pintar dalam usianya yang baru 8 tahun. Dia sangat tidak suka makan curd rice ini. Ibuku dan istriku masih kuno, mereka percaya sekali kalau makan curd rice ada "cooling effect" (menurunkan panas dalam).

Aku mengambil mangkok dan berkata, "Lala sayang, demi Papa, maukah kamu makan beberapa sendok curd rice ini? Kalau tidak, nanti Mamamu akan teriak2 sama Papa."

Aku bisa merasakan istriku cemberut di belakang punggungku. Tangis Lala mereda dan ia menghapus air mata dengan tangannya, dan berkata "Papa, aku akan makan curd rice ini tidak hanya beberapa sendok tapi semuanya akan aku habiskan, tapi ada yang aku mau minta...." agak ragu2 sejenak "aku mau minta sesuatu sama Papa bila habis semua nasinya. Apakah Papa mau berjanji memenuhi permintaanku?"

Aku menjawab "Oh pasti, sayang."

Lala tanya sekali lagi, "Betul nih Papa ?"

"Iya, pasti," sambil menggenggam tangan anakku yang kemerah mudaan dan lembut sebagai tanda setuju.

Lala juga mendesak Mamanya untuk janji hal yang sama, istriku menepuk tangan Lala yang merengek sambil berkata tanpa emosi, "Janji," kata istriku.

Aku sedikit khawatir dan berkata, "Lala jangan minta komputer atau barang2 lain yang mahal ya, karena Papa saat ini tidak punya uang."

Lala menjawab, "Jangan khawatir, Lala tidak minta barang2 mahal kok."

Kemudian Lala dengan perlahan-lahan dan kelihatannya sangat menderita, dia bertekad menghabiskan semua nasi susu asam itu. Dalam hatiku aku marah sama istri dan ibuku yang memaksa Lala untuk makan sesuatu yang tidak disukainya.

Setelah Lala melewati penderitaannya, dia mendekatiku dengan mata penuh harap, dan semua perhatian (aku, istriku dan juga ibuku) tertuju kepadanya.

Ternyata Lala mau kepalanya digundulin (dibotakin) pada hari Minggu!!!

Istriku spontan berkata, "Permintaan gila, anak perempuan dibotakin, tidak mungkin!"

Juga Mamaku menggerutu, "Jangan terjadi dalam keluarga kita. Dia terlalu banyak nonton TV dan program2 TV itu sudah merusak kebudayaan kita."

Aku coba membujuk, "Lala kenapa kamu tidak minta hal yang lain kami semua akan sedih melihatmu botak."

Tapi Lala tetap dengan pilihannya, "Tidak ada Papa, tak ada keinginan lain." kata Lala.

Aku coba memohon kepada Lala, "Tolonglah kenapa kamu tidak mencoba untuk mengerti perasaan kami."

Lala dengan menangis berkata, "Papa sudah melihat bagaimana menderitanya aku menghabiskan nasi susu asam itu dan Papa sudah berjanji untuk memenuhi permintaanku. Kenapa Papa sekarang mau mengingkari sendiri? Bukankah Papa selalu mengajarkan, bahwa kita harus memenuhi janji kita terhadap seseorang apapun yang terjadi?"

Sekarang aku memutuskan untuk memenuhi permintaan anakku, "Ok. Janji kita harus ditepati."

Secara serentak istri dan ibuku berkata, "Apakah aku sudah gila?"

"Tidak," jawabku, 'Kalau kita menjilat ludah sendiri, dia tidak akan pernah belajar bagaimana menghargai dirinya sendiri."

"Lala, permintaanmu akan kami penuhi."

Dengan... [NOMOR1·com #suwwah762]

Lihat Kiriman Ini di Facebook · Sunting Pengaturan Email · Balas email ini untuk menambahkan komentar.


You Might Also Like :


0 komentar: