|

Posted On 23.24 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
|
Posted On 23.22 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
|
Posted On 22.09 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
|
Posted On 20.43 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
|
Posted On 20.35 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
|
Posted On 00.54 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
Rep: Abdul Halim
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Posted On 10.52 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
Posted On 10.05 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
Dikutip dari halaman situs resminya, chef Yusuf mengungkapkan mengapa orang zaman sekarang justru cenderung gemuk. Menurut chef Yusuf, dari sudut pandang Islam sejak zaman Nabi Muhammad Shallallahu A'laihi Wa Salam sampai hari ini masyarakat Arab memasak menggunakan lemak dari ekor domba dan minyak samin.
Diungkapkan pula bahwa di beberapa wilayah seperti kawasan Mediterania, ada dua sumber lemak yang digunakan yaitu dengan minyak zaitun dan minyak tumbuhan lainnya.
Orang-orang Arab biasa mengeringkan lemak domba lalu dipotong dadu, sehingga ketika mereka pergi mengembara mereka membawa lemak ini. Ketika tiba waktu makan orang-orang Arab akan melelehkan lemak ekor domba kering yang dibawa di atas bara lalu mengoleskan lemak cair tersebut si atas roti, inilah makanan ringan masyarakat Arab yang sebenarnya.
Pada hari ini, menurut Chef Yusuf para mujahidin di Afghanistan menggunakan teknik yang sama dengan masyarakat Arab pengembara untuk bertahan hidup. Mungkin kita berpandangan makanan tersebut memiliki kandungan kolesterol yang terlampau tinggi, tapi menurut Chef Yusuf hingga saat ini beliau belum pernah sekalipun mendengar kabar adanya kasus obesitas dan tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh diet di kalangan mujahidin tersebut.
Beberapa da'i seperti Anwar Al-awlaki misalnya, telah menjelaskan fenomena diet pengembara Arab ini bahwasannya lemak atau daging merah bukanlah sumber yang menyebabkan masalah kesehatan sebagaimana yang banyak diklaim oleh banyak ahli gizi.
Menurut chef Yusuf jika daging merah dan hewan berbahaya bagi manusia, Islam akan mengharamkannya, yang terjadi justru sebaliknya, daging merah dan lemak dijadikan makanan pokok di dunia Arab selama ribuan tahun dan oleh karenanya ia dihalalkan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya, "Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku dan dari sapi dan domba, Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang itu, selain lemak yang melekat di punggung keduanya atau yang di perut besar dan usus atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka; dan sesungguhnya Kami adalah Maha Benar." (Al-An'aam : 146)
Jadi jika lemak tidaklah baik, Allah tidak akan menghukum orang-orang Yahudi dengan tidak mengizinkan mereka memakan lemak dari binatang tersebut. Adapun permasalahan pada kesehatan seperti pada tingkat kolesterol adalah disebabkan dari dua hal, yakni:
Gaya hidup yang monoton dan kurang aktif bergerak.
Rakus : Orang-orang yang berprilaku serakah, mereka seringkali kelebihan makan.
Dari sudut pandang Islam, Rasulullah Shallallahu A'laihi Wa Salam bersabda, "Tidaklah anak Adam memenuhi tempat yang lebih buruk daripada perutnya," Beliau bersabda, "Rumahnya penyakit adalah lambung ketika kamu memperturutkan nafsu untuk makan berlebihan." (H.R Tirmidzi [1381], Ibnu Majah [3349], disahihkan oleh al-Albany di Silsilah al-Sahihah [2265] ).
Makan berlebihan menyiratkan keserakahan. Padahal para sahabat akan menyisakan sepertiga perutnya dalam keadaan kosong apabila mereka makan dan kemudia mereka juga banyak menghabiskan waktu untuk berpuasa di samping itu mereka adalah orang-orang dengan gaya hidup yang sangat aktif. Bahkan terkadang para sahabat akan menjadi sangat miskin dan bertahan hidup tanpa apapun kecuali dengan persediaan kurma saja untuk makan.
Abu Hurairah berkata, "Aku senantiasa mengikuti Rasulullah Shallallahu A'laihi Wa Sallam dengan perut kosong."
Jadi masalahnya, menurut chef Yusuf bukanlah pada sayuran atau daging, tapi makan berlebihan dan gaya hidup yang malas. Maka jika gaya hidupnya demikian, mengisi perut apakah dengan daging merah atau sayuran tetap menimbulkan masalah, disitulah semua letak penyakitnya.
Chef Yusuf akhirnya menyimpulkan bahwa teori Islam lehih baik dari semua teori yang sering ditemukan di tengah masyarakat dan disajikannya teori tersebut justru dengan niat hanya untuk menghasilkan uang saja. (Joko /tabloid bekam/ chefyusuf.com)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Posted On 12.39 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
Beliau mendermakan hartanya tanpa hitungan, menghimpun Al Qur'an dan Sunnah dan menemani Sang Kekasih di dalam surga.
Ketika bahaya musuh mengancam, lalu beliau membayar belanja hartanya untuk jaysul usrah (Pasukan di Masa susah). Dahaga datang lalu beliau membeli Bi'rur Raumah-sumur yang berair tawar dan enak rasanya, milik seorang yahudi yang menjualnya. , hinga airnya dapat diambil oleh para sahabat dengan gratis.
Ketika kelaparan menghadang lalu beliau memberi makanan kepada manusia di masjid. Mata tak kunjung terpejam lalu beliau mengkhatamkan Al Qur'an dalam semalam.
Penuh toleransi dan maaf dan tidak suka membalas dendam , sehingga beliau pun dilukai oleh pedang-pedang para pembangkang. Beliau dinikahkan oleh Rasulullah dengan 2 anaknya yaitu Ruqaiyah dan Ummi Kultsum. Membeli dirinya dua kali dan membaiat dua khalifah, sehingga beliau pantas dijuluki Dzun Nuraini – Pemilik Dua Cahaya
Beliau tidak ikut perang Badar, maka kaum muslimin menggantikannya. Karena tugas, beliau pada hari Aqabah , maka Pemimpin Tertinggi menggantikannya. Jika beliau tiada, perbuatan-perbuatannya hadir, maka segala sesuatu berlangsung dengan baik.
Dengan amal beliau membayar belanja para pasukan perang , maka beliau mendengar Muhammad Salallahu alaihi wassalam berkhutbah diatas mimbarnya, " Ya Allah, ridhalah kepada Utsman karena aku ridha kepadanya. Juga karena beliau talah menanggung biaya hidup kaum Muslim , maka beliau dihargai dengan pernyataan Nabi , " Tak akan merugi Utsman apapun yang dilakukannya setelah hari ini. Beliau ditikam musuh dan mushafnya pun ikut robek.
Dua luka di jantung umat Islam yang tak terekatkan
Satu di tubuh sang Syahid , satu lagi pada Al Qur'an
Di hari wafatnya, beliau sedang shiyam, setelah qiyam pada malam harinya. Beliau terbunuh ketika membaca Al Qur'an, maka beliau masuk surga dari Babur Rayyan, " Bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga ( QS. Ar Rahman 55 : 46)
Terimakasih atas kebaikan yang kau berikan
Kebaikan yang abadi dan dipersaksikan sejarah
Beliau makan sahur di Madinah, shalat Ashar di Raudah dan berbuka puasa disurga. Perbuatannya baik, maka penampilannya mantap. Beliau pembantu yang baik, maka beliau diupahi mati syahid.
Dari Islam, Utsman mengambil kelapangan. Dari kebenaran, beliau mengambil kejelasan. Dari tabiat-tabiat beliau beliau mengambil rasa malu. Dan dari nilai-nilai baik beliau mengambil kemurahan hati. Hartanya kemudahan berbagai kesulitan dan rasa malunya penyingkir pelbagai kesalahan.
Bila bintang menatapnya, ia sedang bersujud
Bila mentari melihatnya, ia sedang berderma
Beliau mengigaukan ayat-ayat Al Qur'an pada saat tertidur, maka Al Qur'anpun menemaninya sampai di Baqi ditempatnya di kubur. Dan karena Al Qur'an , kuburan itu berbinar-binar.
Selamat untuk Utsman pada hari beliau membeli surga dunia dengan harga yang paling mahal. Beliau telah pergi dengan berbekal puasa, jihad, bacaan Al Qur'an, sifat malu , kebaikan dan kebajikannya , namun kenangan, pujian doa dan cinta untuknya tetap abadi. Beliau dibunuh tanpa dosa,
Bertambah tinggilah posisinya karena darah dan syahadahnya. Telah tiba waktunya bagi Utsman untuk bertemu sang Rahman, tiba waktunya bagi sang pejuang untuk istirahat, bagi yang gemar berpuasa untuk berbuka , bagi yang rajin tahajud untuk memejamkan mata.
Kami menangisimu hingga air mata meminta kami berhenti membicarakanmu
Dan dilubang kubur engkau dan wajah keluhuran adalah sama.
(Oleh: Dr. AidhAbdullah Al Qarni)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Posted On 10.04 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
Posted On 09.58 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
"Nanti dari umatku akan muncul seperti orang ini, hafal Qur'an, dalilnya Qur'an tapi tidak melewati tenggorokannya, artinya tidak paham secara substansif. Mereka itu sejelek-jelek manusia bahkan lebih jelek daripada binatang. Saya tidak termasuk mereka, mereka tidak termasuk kami," kata Said Aqil Siradj saat menjadi narasumber Dialog Ormas-ormas Islam Dalam Mempertahankan NKRI, di Sahid Hotel, Jakarta Pusat, pada Sabtu (11/5/2013).
Prediksi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam pun terjadi, orang-orang yang berpaham Khawarij membunuh Khalifah Ali bin Abi Thalib.
"Prediksi Rasulullah ini terbukti tahun 40 H, Sayyidina Ali keluar dari rumahnya mengimami shalat Shubuh dibunuh, bukan oleh orang Kristen, bukan oleh orang Katholik, bukan orang Hindu, bukan orang non muslim. Yang membunuh Abdurrahman bin Muljam; Qaimul Lail, Shaimun Nahar, Hafizhul Qur'an. Yang membunuh Sayyidina Ali ini tiap hari puasa, tiap malam tahajjud, dan hafal Qur'an," paparnya.
Alasan pembunuhan Ali bin Abi Thalib kata Said Aqil karena Khawarij menuduhnya telah menggunakan hukum manusia hasil musyawarah Daumatul Jandal atas perselisihan antara pihak Ali dan Muawiyah.
"Wal hasil, inilah cikal bakal radikalisme, terorisme dalam Islam. Korbannya bukan siapa-siapa, korbannya adalah awwalu man aslama minal sibyan, remaja pertama yang memeluk Islam," imbuhnya.
Menanggapi hal itu, Amir JAT Wilayah Jakarta, ustadz Nanang Ainur Rofiq meluruskan penjelasan Ketua PBNU Said Aqil Siradj tentang Khawarij. Menurutnya ciri Khawarij yang disampaikan Said Aqil Siradj justru tendensius bagi kaum muslimin sendiri.
Said Aqil begitu sering mengulang-ulang ciri Khawarij adalah Qaimul Lail, Shaimun Nahar, Hafizhul Qur'an (sering mendirikan shalat malam, berpuasa di siang hari dan hafal Al-Qur'an) padahal ciri itu sebenarnya gambaran seorang muslim yang taat.
"Apakah khawarij itu karena rajin shalat malam dan lain sebagainya? padahal ada perkara mendasar di sana soal Khawarij," ujarnya di hadapan ratusan hadirin yang hadir.
Padahal substansi dari kisah Dzilkhuwaisir adalah paham mengkafirkan yang serampangan terhadap Ali bin Abi Thalib yang menjadi khalifah dan menerapkan syariat Islam. Jauh berbeda dengan pemerintah sekarang yang tidak menerapkan hukum Islam.
Kemudian, ciri yang paling mencolok dari paham Khawarij juga mengkafirkan para pelaku dosa besar inilah yang tidak dijelaskan oleh Said Aqil Siradj.
"Persoalan Khawarij itu adalah karena mereka mengkafirkan pelaku dzanbun kabair (pelaku dosa besar) ini yang tidak dijelaskan. Padahal semua ulama itu paham apa itu dzanbun mukaffirah, dzanbun kabair, dzanbun ma'ashi," jelasnya.
Pemahaman itulah yang bertentangan dengan Ahlus Sunnah wal Jamaah. "Ahlus sunnah melarang mengkafirkan orang yang melakukan dzanbun kaba'ir," tandasnya. (Voa-Islam/KH)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Posted On 12.34 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
Posted On 00.52 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
Posted On 00.43 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
Posted On 00.33 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
Posted On 12.31 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
Posted On 11.51 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
Saya dibesarkan dengan cara Kristen konservatif. Orang tua saya orang Kristen Protestan yang ketat, yang percaya pada Alkitab dan berdoa kepada Yesus sebagai anak Tuhan. Mereka mendidik saya untuk menjaga standar yang tinggi dalam moral dan etika.
Setelah saya lulus SMA, saya mulai mempelajari biologi dan secara parallel saya juga bekerja 'setengah hari', di Universitas Salzburg.
Karena saya tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan Kristen dari gereja Protestan, orang tua saya kemudian mengatur saya untuk berhubungan dengan gereja evangelis, 'Pembaptis masyarakat' (sebuah gereja Kristen perwakilandari gereja yang terkenal berpengaruh di Amerika Serikat).
Saya di sana menjadi anggota aktif dan bahkan menjadi pemimpin kelompok mahasiswa. Saya mempelajari Alkitab beberapa kali dan percaya pada dogma Yesus sebagai anak dan bagian dari Tuhan, dan keselamatan semua umatnya karena adanya penghapusan dosa hanya dengan pengorbanan Yesus di salib.
Tetapi beberapa tahun kemudian, masih di komunitas yang sama, saya mulai memiliki keraguan , saya tidak bisa lagi menerima dasar iman Kristen , karena bertentangan dengan penalaran logika saya. Meskipun saya berulang kali diberitahu bahwa ini adalah misteri Allah dan ini masalah iman . Tapi aku bersikeras bahwa aku hanya bisa percaya bahwa Yesus adalah manusia dan ia hanya seorang nabi yang punya hubungan khusus dengan Allah, yang ditugaskan menyampaikan kepada umat tentang ajaran kehidupan dan ajaran-ajarannya.
Saya menikah dengan seorang pria dari gereja Pembaptis dan saya menyelesaikan studi hingga mencapai gelar doktor. Dari pernikahan itu saya dianugerahkan dua anak , tetapi kami bercerai dan saya meninggalkan gereja Pembaptis, juga karena keraguan saya tentang dasar agama Kristen.
Aku harus mencari pekerjaan penuh waktu, karena aku sendirian bertanggung jawab untuk anak-anak saya, tapi alhamdulillah saya mendapat pekerjaan yang sangat baik di Universitas Salzburg. Aku puas untuk mendapatkan hasil jerih payah sendiri untuk memastikan independensi keuangan.
Pengetahuan saya tentang Islam saat itu hanyalah prasangka buruk persis yang diceritakan para pendeta Kristen dan juga diperkuat oleh media.
Aku menikah untuk kedua kalinya dan aku masih mencari kebenaran. Namun pernikahan kedua itu lagi berubah menjadi bencana dan akhirnya pernikahan kedua inipun diakhiri dengan perceraian. Sama seperti pada kasus pertama, alasan perceraian adalah bahwa suami saya mengambil manfaat dari posisi saya, uang dan keinginan saya untuk harmonis. Dia tidak mendukung saya dengan keuangan, bantuan praktis atau bahkan bantuan psikologis atau membantu merawat bagi anak-anak. Tapi saat ini, aku sudah merdeka dengan dasar yang kuat dalam hidup saya: saya telah menjadi profesor di universitas itu dengan tanggung jawab yang besar untuk pekerjaan saya.
Karena saya tidak menemukan kebahagiaan dalam kehidupan pribadi saya, tapi terus-menerus dipenuhi dengan pekerjaan ganda, pekerjaan, anak-anak dan rumah tangga, saya menderita depresi kelelahan selama beberapa tahun. Saya hanya terus berjalan dalam bahtera kehidupan antara tanggung jawab membina anak-anak saya dan pekerjaan saya.
Setelah perceraian kedua saya tinggal bersama dengan seorang pria yang jauh lebih muda selama 9 tahun tanpa menikah, seperti yang biasa dilakukan di dunia barat. Ketika dia meninggalkan saya karena ada wanita yang lebih muda, saya mulai menata kembali hidup saya sebagai single , sendiri dan sendiri , tanpa berharap akan ada pria lagi. Aku punya pekerjaan yang baik, anak-anak sudah menjelang dewasa, apartemen yang bagus, mobil, dan hobi seperti mendaki gunung, ski .. Saya bisa berdiri di atas kedua kakiku sendiri. Tapi aku tidak menyerah mencari kebenaran.
Saya tidak pernah punya kontak dengan agama dan saya tidak ingin berhubungan dengan orang-orang ini, karena tampaknya mereka yang mengaku beragama terkesan "menakutkan dan kaku" .
September 2002, ketika saya dibujuk oleh seorang teman untuk menghabiskan seminggu liburan . akhirnya saya setuju, dan kami harus memesan penerbangan di menit terakhir dan menemukan tawaran yang sangat murah untuk travel ke Mesir. Tujuan saya adalah untuk bersantai,. Satu-satunya urusan saya sama sekali tidak tertarik adalah untuk bertemu seorang pria lagi di manapun.
Malam pertama di hotel yang sangat indah dan aku pergi ke restoran prasmanan untuk makan malam, ketika aku melihat Walid , seorang pria lokal untuk pertama kalinya, seorang juru masak di hotel dan kelak menjadi suami saya yang 'ketiga' nantinya. Saat mata kami bertemu, kok aku jatuh cinta ya . Walid mengatakan hal yang sama kemudian. Kami tidak berkomunikasi selama dua hari lagi sampai Walid mulai menulis surat. Salah satu saran pertama ia mengusulkan kepada saya adalah bahwa kita harus menikah. Sisa liburan seminggu saya ini tidak cukup waktu membuat keputusan , pikiran saya untuk prasangka baik dan banyak keraguan bergejolak di kepala saya dan bertempur dengan adanya rasa kasih sayang dalam hati saya.
Lalu aku pulang kembali ke Austria. Saya menyadari bahwa kami punya hambatan yang jelas karena perbedaan di antara kami (umur, budaya, agama, pendidikan dan bahasa) . Memang hambatan itu adalah pendapat dari masyarakat tetapi bukan dari pengalaman saya sendiri. Akhirnya saya berencana untuk kembali ke Mesir dua bulan kemudian untuk memberikan kesempatan untuk cinta .
Allah mulai tampak membimbing hidup saya. Beberapa hari setelah saya kembali ke Austria, seorang wanita dari Mesir mulai bekerja sebagai tamu ilmuwan di lembaga saya selama satu tahun. Dua minggu kemudian saya mulai mengunjungi kursus bahasa Arab di universitas yang ditawarkan oleh seorang profesor dari Mesir. Mereka juga mengajarkan banyak tentang Islam, budaya dan bahasa Arab, yang aku berniat untuk belajar untuk mempermudah komunikasi dengan Walid.
Tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang Islam, saya membeli banyak buku dan terjemahan Quran (dari buku karya Murad Hofmann, duta besar Jerman, yang masuk Islam sebelumnya). Saya sangat terkejut pemahaman saya tentang Allah dan dunia tercermin oleh Al-Quran. Saya menemukan kesesuaian dengan "Perjanjian Lama" dan "Perjanjian Baru" dengan Injil Yesus, tetapi tanpa dogma gereja bahwa Yesus dianggap sebagai anak Tuhan.
Pada kunjungan kedua di Mesir, saya menemukan bahwa Walid adalah orang yang sangat serius yang berasal dari sebuah keluarga besar petani, kami mengunjungi keluarganya bersama-sama. Pada malam pertama, kami menikah dengan surat nikah lokal, Surat nikah tersebut yang melindungi kita setidaknya terhadap polisi dan juga menyempurnakan hukum Islam sebagai bukti pernikahan antara pria dan wanita dan bukan hubungan di luar nikah.
Setelah perjalanan ini saya bepergian tiga kali ke Mesir, sampai kita bisa menikah secara resmi di Kairo, dan sampai kami memiliki visa untuk Walid agar dia bisa ikut aku ke Austria.
Segera setelah suami saya datang ke Austria, kami menghubungi masjid di Salzburg dan saya membeli lebih banyak buku
Selama tahun ini secara perlahan saya mulai belajar hal-hal tentang Islam dengan membaca buku-buku dan dengan bantuan teman-teman Muslim saya di Austria. Anehnya saya juga dihubungi oleh Universitas Kairo sebagai penguji tesis.
Dua buku yang penting yang membuat saya terbelalak adalah, buku karya Maurice Bucaille "Alkitab, Quran dan Ilmu Pengetahuan Alam", yang membuktikan bahwa semua pernyataan ilmiah dalam Al-Quran sesuai dengan penelitian ilmiah terbaru, dan "Injil Barnabas", di mana Yesus mengabarkan kedatangan Nabi Muhammad dan ia menolak untuk dipuja sebagai Tuhan, itu hal yang membuka mata saya.
Dalam beberapa kunjungan ke Mesir , akhirnya aku menemui seorang Muslimah yang baik sebagai teman dekat. Saya terkesan bahwa kebanyakan muslim termasuk yang masih muda , mereka-berbicara secara terbuka dan mereka sangat hormat terhadap Allah dan Islam
Al-Qur'an menegaskan tidak hanya menjelaskan tentang Tuhan dan dunia, tetapi semua pernyataannya, misalnya tentang ilmu alam, tidak ada kontradiksi dengan kenyataan. Aku diizinkan dan bahkan didorong untuk menggunakan logika saya! Saya menemukan bahwa Islam bukanlah agama baru, tapi "pembaruan" dari akar agama samawi untuk orang Yahudi dan Kristen. Karena Nabi Abraham sebagai bapak semua agama monoteistik dan nenek moyang para nabi , termasuk Yesus. Nabi terakhir Muhammad merupakan penyempurna para nabi dengan membawa syariat sempurna .
Al-Qur'an merupakan wahyu Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya! Jika ini adalah kebenaran dan saya percaya ini, saya harus menerima Al-Quran secara keseluruhan termasuk hukum apapun didalamnya . Saat itu aku ragu-ragu untuk membuat langkah beralih ke Islam , karena saya tahu konsekwensinya , bahwa bila saya pindah ke Islam maka saya harus ikuti dan menjaga aturannya juga , menerima pembatasan untuk hidup saya (misalnya tidak ada alkohol, tidak ada daging babi) dan berperilaku dalam cara yang tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah.
Pada awal bulan Ramadhan 2004, Walid bertanya kepada saya, apakah saya ingin melakukan langkah terakhir untuk mengubah agama saya. Dan saya akhirnya menerima Islam saat itu. Lalu kami mengundang beberapa saudara dan saudari dan saya berbicara tentang mati syahid (pembuktian akan Iman). Saya sudah belajar bagaimana berdoa dan mulai berdoa seperti biasa. Tentu saja, aku sudah ikutan berpuasa di bulan Ramadan.
Saya sangat senang sekarang saya menjadi bagian dari umat Muslim. Saya mencoba untuk meningkatkan iman kepada Allah dan menambah pengetahuan tentang Islam dan berkomitmen memenuhi hukum syariah Islam sebaik mungkin.
Masih dua masalah utama yang tersisa. Pertama yaitu keluarga besar saya. Meskipun mereka telah tahu pendapat saya tentang Islam, saya tidak bisa memberitahu kepada mereka bahwa saya telah mualaf. Mereka sudah tua dan sakit dan bila saya sampaikan mengenai keislaman saya bisa jadi akan terjadi sesuatu terhadap mereka akan kesehatannya, pikirku saat itu. Masalah yang kedua , saya belum bisa mengenakan jilbab di tempat kerja dan di daerah di mana saya dikenal. Meskipun di Austria Islam adalah sebuah agama yang dikenal, tapi masyarakat disana masih memiliki masalah untuk menerima Islam dan terutama pemakaian jilbab sebagai simbol. Karena tugas publik saya, dengan penggunaan jilbab saya akan mendapatkan banyak masalah di tempat kerja, terutama yang mempengaruhi kelompok kerja saya di universitas.
Di sisi lain, walau masih belum gunakan jilbab , saya menggunakan setiap kesempatan untuk berbicara tentang Islam. Saya mencoba untuk hidup sebagai seorang muslimah yang baik, untuk menerapkan Islam dan memberikan contoh yang baik.
Allah pada akhirnya membantu saya untuk menemukan cara yang tepat dalam permasalahan saya dan pencarian saya akan kebenaran, Alhamdulillah.
-Amina islam -
Sumber : OnIslam.net
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Posted On 01.16 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
Tradisi Tahlilan sering dikecam oleh kalangan Wahabi/Salafi sebagai perbuatan bi'ah dan sesat. Dan setiap perbuatan sesat tempatnya di neraka. Tapi, anehnya Imam besar mereka membolehkan tahlilan. Beliau mengatakan pahalan tahlilan dan bacaan Al-Qur'an sampai kepada mayyit. Berikut ini fatwa Imam besar Wahabi/Salafi:
PERTANYAAN I
Pada suatu hari Ibnu Taimiyah ditanyai: Apakah pahala bacaan Al-Qur'an sampai kepada mayyit? Beliau menjawab:
"Bacaan di atas kuburan itu dihukumi makruh oleh Abu Hanifah, Malik dan dalam salah satu riwayat Ahmad. Sementara dalam riwayat beliau yang lain tidak menghukuminya makruh, ia mengizinkannya kerena telah sampai kepadanya hadis Ibnu Umar bahwa ia berwasiat agar dibacakan pembukaan dan penutup surah al-Baqarah di atas kuburannya. Dan telah diriwayatkan dari sebagian sahabat agar dibacakan surah al Baqarah di atas kuburan mereka.
Adapun bacaan ketika dikuburkan, maka ia ada riwayat hadisnya. Adapun sesudahnyanya tidak ada riwayat tentangnya." (Majmû' Fatâwa 24: 298).
PERTANYAAN II
Ibnu Taimiyah juga pernah ditanyai: Apakah bacaan dan sedekah yang dilakukan oleh seseorang untuk dihadiahkan pahalanya kepada mayyit, pahalanya sampai atau tidak? Beliau menjawab:
"Bacaan dan sedekah serta amal-amal kebajikan lainnya tidak diperselisihkan di antara ulama Ahlusunnah wal Jama'ah bahwa pahala amal-amal ibadah mâliyah (harta) seperti sedekah dan memerdekakan budak akan sampai, sebagaimana sampai juga pahala doa dan istighfar, shalat jenazah dan mendoakannaya di atas kuburan. Yang dipersilihkan oleh Para ulama adalah masalah sampainya pahala amal-amal badainiyah seperti puasa, shalat dan bacaaan Al Qur'an. Adapun pendapat yang benar adalah semua pahala amal-amal itu akan sampai. Telah tetap dalam Shahihayn (Bukhari & Muslim) dari Nabi saw., "Barangsiapa mati dan ia ada tanggungan puasa maka keluarganya berpuasa untuknya." Dalam hadis yang lain: "Bahwa Nabi memerintah seorang perempuan yang ditinggal mati ibunya sementara ia mempunyai tanggungan puasa agar si anak itu berpuasa untuk ibunya."… (Majmû' Fatâwa,24/366)
PERTANYAAN III
Dalam kesempatan yang lain Ibnu Taimiyah juga pernah ditanyai: Apakah bacaan keluarga mayyit, tasbihan, tahmidan dan tahlilan serta takbiran (membaca Al Qur'an, subhanallah, Alhamdulillah, Lâ Ilâha Illallah, dan Allahu Akbar) jika dihadiahkan pahalanya untuk si mayyit akan sampai atau tidak? Beliau menjawab:
"Bacaan keluarga: tasbihan, takbiran mereka, dan seluruh jenis dzikir kepada Allah jika dihadiahkan kepada mayit akan sampai."
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Posted On 01.12 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
Posted On 01.00 by Al-Ishlahiyyah | 0 komentar |
Tiba-tiba seseorang yang bernama Dzul Khuwaishirah dari keturunan Bani Tamim maju ke depan dengan sombongnya sambil berkata: "Berlaku adillah, hai Muhammad!" Nabi SAW pun menjawab: "Celakalah kamu, siapa yang akan berbuat adil jika saja tidak berbuat adil?" Lalu Umar berkata: "Wahai Rasulullah, biarkan kupenggal lehernya." Nabi SAW menjawab: "Biarkan saja!"
Ketika orang itu berlalu Nabi SAW bersabda: "Akan lahir dari keturunan ini kaum yang membaca Al-Qur'an, tetapi tidak sampai melewati batas tenggorokannya (tidak memahami subtansi misi-misi Al-Qur'an dan hanya hafal di bibir saja). Mereka keluar dari agama Islam seperti anak panah tembus keluar dari (badan) binatang buruannya. Mereka memerangi orang Islam dan membiarkan para penyembah berhala. Sekiranya aku menemui mereka niscaya kupenggal lehernya seperti halnya kaum 'Ad." (HR. Muslim, kitab Az-Zakah, bab Al-Qismah)
Dalam riwayat yang lain Nabi SAW bersabda: "Mereka itu makhluk yang paling buruk, bahkan lebih buruk dari binatang. Mereka tidak termasuk golonganku, dan aku tidak termasuk golongan mereka." HR. Shahih Muslim)
Renungkan Peristiwa Mutakhir.
Sikap dan pemahaman Salafi Wahabi mengalir dari Dzul Khuwaishirah dan keturunannya, kesombongan dan kepicikannya. Dari kaumnya mengalir sikap memerangi umat Islam dan membiarkan orang-orang yang menindas umat Islam, bahkan bersahabat dengan mereka dan membantu program-program jahat mereka.
Ingin tahu buktinya? Baca saja sejarah raja-raja Saudi Arabia membunuh umat Islam, bersahabat dan membantu Amerika dan zionis untuk membunuh umat Islam di Palestina dan Suriah. Saksikan juga Fatwa Syeikh Al-Bani: menguntungkan zionis, menyuruh hijrah kaum muslimin di Palestina. Nampak sekali fatwanya pesanan dari sang raja, budak Amerika dan zionis.
Powered by Telkomsel BlackBerry®